Keterpencilan lokasi membuat banyak bandara dibangun di lahan yang terbatas, tak jarang memiliki runaway curam karena berada di tengah pegunungan.
Tapi dengan keahlian pilot, pesawat masih bisa terbang dan mendarat. Semuanya demi transportasi yang lancar, untuk kebutuhan wisatawan sampai warga lokal.
Di Indonesia sendiri, bandara yang dikenal memiliki runaway curam berada di Yogyakarta, Bali, dan Papua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sepuluh bandara dengan landasan pacu tercuram di dunia:
Bandara paling berangin di dunia adalah sebutan bagi bandara ini, yang juga berada di tepi tebing laut nan curam. Saat cuaca laut memburuk, penerbangan akan dibatalkan.
Bandara ini merupakan ke-23 tertinggi di dunia. Landasan pacunya dikelilingi gunung, sehingga berangin dan lebih sering mendung. Hanya pilot berpengalaman yang boleh mendaratkan pesawat kecil di sini.
Bandara Sint Marteen. (iStockphoto/Joel Carillet) |
Indah namun mendebarkan, itulah dua kata yang bisa menggambarkan pendaratan pesawat di landasan pacu yang menyatu dengan pantai turis di Karibia ini.
Bandara Paro di Bhutan. (iStockphoto/nyiragongo) |
Satu-satunya bandara di Bhutan, dan hanya segelintir pilot berpengalaman yang bisa mendarat di sini pada saat matahari masih terik demi visibilitas. Kecuramannya kurang lebih sama dengan bandara Lukla di Nepal.
Menunggu pendaratan di tengah kota, yang dipenuhi gedung pencakar langit, tentu saja mendebarkan. Sama dengan yang terjadi di bandara ini. Naik pesawat seakan naik helikopter.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...