Tips Buat Orangtua Jauhkan Predator Seks: Percaya Pada Anak

CNN Indonesia
Rabu, 24 Nov 2021 16:19 WIB
Pelaku atau predator seksual bisa jadi adalah orang dekat atau orang yang dihormati keluarga. Bagaimana orangtua memberi perlindungan ekstra pada anaknya?
(iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Barangkali semakin sulit mencari ruang aman dan ramah buat anak. Kasus pelecehan seksual kembali terjadi dan dilakukan oleh guru ngaji di Padang, Sumatera Barat. Sebanyak 14 murid di bawah umur jadi korbannya.

"Usia anak yang disodomi ada yang 9 tahun hingga 11 tahun, dari pengakuan korban juga ada belasan anak yang ia sodomi, " terang Kasatreskrim Polresta Padang Kompol Rico Fernanda, Minggu (20/11).

Ini tentu jadi keprihatinan bersama sebab lingkungan pendidikan khususnya pendidikan agama seharusnya jadi tempat yang aman buat anak. Namun juga, ini bukan kasus pertama yang terjadi. Sudah sejak bertahun-tahun lalu, banyak kasus pelecehan seksual pada anak terjadi dan pelakunya adalah orang terdekat keluarga atau orang yang dipercaya atau dihormati keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog Mira Amir pun mengakui bahwa rumah pun tidak selalu aman. Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Mira mengatakan kuncinya adalah rasa saling percaya. Anak percaya terhadap orang tua, begitu pula sebaliknya, orang tua percaya terhadap anak. Rasa percaya ini perlu dibangun sejak kecil.

"Kalau tanya secara teori, rasa percaya ini dibangun dari anak umur 0-1 tahun. Jadi orang tua itu hadir buat anak, reliable (bisa diandalkan), sehingga anak bisa percaya sama kita. Begitu anak bisa percaya kita, anak makin besar kita jadi orang tua yang percaya sama anak," jelas Mira pada CNNIndonesia.com saat dihubungi pada Selasa (23/11).

Anak-anak, lanjut dia, bisa menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat. Dari apa yang mereka lihat, anak tahu ada yang salah, ada sesuatu yang berbahaya atau tidak baik. Mira berkata tiap individu memiliki 'alarm bahaya' di dalam dirinya.

"Anak 6 bulan dia bisa membedakan mana yang caregiver mana yang bukan. Anak yang sudah bisa jalan, misal mau turun dari kasur, dia berhenti dulu putar badan, [dengan kaki] dia mendeteksi bahaya. Pokoknya anak itu akan berhenti dulu, tidak akan langsung turun begitu saja," katanya.

Lalu, apa yang bisa dilakukan Orangtua?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER