LIPUTAN KHUSUS

Bahaya Sunat Perempuan: Pendarahan, Komplikasi Melahirkan, Kematian

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2023 14:00 WIB
Praktik sunat perempuan sudah dilarang lantaran bahaya kesehatan yang mengintai. Bagaimana sebenarnya anggapan sunat perempuan dari sisi medis?
Ilustrasi. Sunat perempuan menyimpan berbagai risiko kesehatan. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sunat yang lazimnya dilakukan pada laki-laki ternyata juga dilakukan pada perempuan. Afrika adalah salah satu negara yang dikenal mempraktikkan sunat perempuan meski sudah dilarang lantaran berbahaya. 

Namun pada kenyataannya bukan cuma di Afrika, beberapa negara lain bahkan Indonesia juga menerapkan sunat perempuan.

Praktik sunat perempuan ini sudah sejak lama mendapat banyak pertentangan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara tegas melarang praktik sunat perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Indonesia, larangan tegas juga pernah dikeluarkan melalui Surat Edaran Kementerian Kesehatan pada 2006 lalu. Tapi, aturan berubah. Kini larangan sunat perempuan di Indonesia yang tercantum dalam Permenkes Nomor 6 Tahun 2014 sudah dicabut.

Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Perempuan, Kemenkes, Kartini Rustandi menyebut Kemenkes memang tak gamblang melarang pelaksanaan sunat perempuan. Tapi, pihaknya menganjurkan agar sunat perempuan ini tidak dilakukan.

"Tidak ada manfaatnya, dampaknya ada jangka pendek itu bisa komplikasi, bengkak, pendarahan, demam. Ada (efek) jangka panjang nantinya dia ada jaringan parut karena luka. Maka kita menyatakan tidak baik dilakukan, tapi karena budaya tidak bisa kita hilangkan," kata Kartini saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon, beberapa waktu lalu.

Hal ini, kata Kartini, praktik ini berbahaya. Pihaknya juga terus melakukan sosialiasi untuk mengedukasi masyarakat bahwa sunat tak memiliki manfaat apapun. WHO juga memandang sunat sebagai perampasan hak dan kekerasan terhadap perempuan.

Senada dengan pernyataan tersebut, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Muhammad Fadli juga sunat perempuan tak terbukti bermanfaat buat perempuan.

"Entah dia disunat saat bayi, saat balita, atau beranjak dewasa. Sama saja. No benefit at all, just only do harm. Hanya kekerasan dan rasa sakit yang ditinggalkan," kata Fadli saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di kantornya, RSPI, Jakarta Selatan.

Macam-macam sunat perempuan

Sunat perempuan memiliki berbagai macam pengertian dan praktik. Mulai dari diseset atau dikerok, dicungkil, dipotong sebagian klitorisnya, dipotong seluruh klitorisnya, hingga menutup lubang senggama atau vagina perempuan. Semua ini dilakukan tanpa indikasi medis apapun.

Diungkapkan Fadli yang dimaksud dengan sunat perempuan bukan cuma memotong atau menutup lubang vagina perempuan.

Sunat perempuan adalah segala jenis tindakan yang dilakukan secara sengaja, untuk mengubah atau mencederai organ genitalia perempuan.

Semua tindakan itu juga dilakukan tanpa indikasi medis, atau niat melakukan perawatan tertentu. Hanya berdasar pada kepercayaan leluhur, dan mitos-mitos lain yang menyertainya.

"WHO sudah mengatakan bahwa sunat pada perempuan will only do harm, so no benefit at all. Jadi ya memang sebaiknya tidak dilakukan," kata Fadli.

Tak bisa dimungkiri, praktik sunat ini memang masih banyak dilakukan di Indonesia. Adat istiadat hingga kepercayaan bahwa wanita bisa menjadi jalang, sundal, gatal atau istilah lainnya jika tidak disunat masih mengakar di masyarakat.

Padahal jelas, tak ada hubungan apapun antara hasrat seksual dan pemotongan organ genital wanita. Justru, dengan memotong klitoris yang ada di vagina, ini menjadi bentuk penyiksaan dan kekerasan yang cukup berbahaya.

"Efeknya banyak sekali, mulai dari pendarahan, infeksi di vagina, infeksi saat berkemih, bahkan ada juga yang mengalami shock hingga kematian," kata Fadli.

Bagaimana sunat perempuan terjadi?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER