Tak Cuma Rentan Jadi Korban, Ini 5 Alasan Anak Jadi Pelaku Bullying
Tak hanya was-was anak menjadi korban, orang tua juga perlu waspada agar anak tak jadi pelaku perundungan (bullying). Lantas, apa alasan anak menjadi pelaku bullying?
Perilaku bullying di kalangan anak masih menjadi PR besar untuk orang tua.
Orang tua seringkali tidak menyadari anak-anak menjadi orang yang berbeda ketika di luar rumah. Anak yang terlihat diam dan penurut, bisa melampiaskan emosinya di luar rumah seperti di lingkungan bermain atau sekolah.
Hal ini perlu penanganan yang tepat ketika perilakunya sudah mengarah pada bullying.
Sejauh ini, belum bisa dipastikan pola asuh macam apa yang bisa membuat anak menjadi pelaku bullying. Namun yang pasti, anak-anak melakukan bullying karena dia tidak mendapatkan edukasi bahwa perilakunya itu adalah perilaku yang salah.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu seorang anak menjadi pelaku bullying. Berikut di antaranya:
Alasan anak jadi pelaku bullying
Berikut ini sejumlah alasan anak bisa menjadi pelaku bullying:
1. Tidak bahagia di rumah
Alasan anak jadi pelaku bullying bisa jadi karena dia ingin melampiaskan emosinya. Hal ini mungkin terjadi ketika ia tidak bahagia di rumah, dia merasakan perasaan tidak enak di dalam hatinya dan melampiaskannya pada anak-anak di sekitarnya.
2. Merasa superior
Selain itu, jika perawakan tubuh anak mendukung untuk membuatnya merasa lebih kuat dari teman-temannya yang lain. Pelampiasan kemarahan itu bisa berasal dari rumah atau dari peristiwa-peristiwa traumatik di situasi-situasi tertentu sebelumnya.
3. Harga diri
Alasan lain seorang anak jadi jadi pelaku bullying bisa juga karena merasa harga dirinya rendah, sehingga ia mengkompensasinya dengan menyakiti orang lain karena ingin dihormati.
4. Meniru teman
Anak bisa jadi pelaku bullying karena mungkin saja mereka meniru teman-temannya. Selain meniru teman, meniru adegan di televisi, film, game, dan media-media lainnya juga bisa jadi pemicu perilaku bullying.
5. Balas dendam
Balas dendam juga bisa menjadi salah satu alasan anak melakukan perundungan. Bisa jadi sebelum menjadi pelaku, sebelumnya dia adalah korban.
Baca artikel selengkapnya di sini.
(pua/pua)