Stres dan Deg-degan Bikin Ingin Buang Air Besar, Apa Alasannya?
Pernah merasa harus bolak-balik ke kamar mandi setiap kali menjelang presentasi penting, wawancara kerja, atau momen besar lainnya? Jika iya, kamu tidak sendirian.
Fenomena ini disebut stress pooping, buang air besar yang dipicu oleh stres atau kecemasan.
Menurut Isaac Tourgeman, neuropsikolog dan asisten profesor psikologi di Albizu University, Florida, Amerika Serikat (AS), stress pooping merupakan reaksi biologis alami dari tubuh saat menghadapi tekanan.
"Seolah stres belum cukup mengganggu, beberapa orang juga harus menghadapi dorongan tiba-tiba untuk buang air besar yang memalukan dan tidak nyaman," kata dia, melansir Eating Well.
Meski menjengkelkan, kondisi ini sebenarnya sangat wajar. Hal ini terjadi karena otak dan usus memiliki hubungan yang sangat erat, yang dikenal sebagai gut-brain axis. Ketika otak mendeteksi stres, usus pun ikut merespons.
Sistem pencernaan ikut panik
Setiap kali tubuh menghadapi tekanan emosional atau mental, sistem saraf simpatis yang dikenal dengan respons fight-or-flight pun aktif. Sistem ini memerintahkan tubuh untuk bersiaga, termasuk dengan melepaskan hormon seperti adrenalin, kortisol, dan serotonin.
Samantha Nazareth, dokter spesialis gastroenterologi di New York, AS menjelaskan bahwa hormon-hormon ini menjadi semacam 'pengantar pesan' ke seluruh tubuh, termasuk usus. Informasi tersebut disampaikan lewat saraf vagus, saraf panjang yang membentang dari otak hingga ke perut.
"Ketika saraf vagus aktif karena stres, otot-otot di saluran cerna berkontraksi, menyebabkan diare atau dorongan kuat untuk buang air besar," kata dia.
Masalahnya, kondisi ini bisa menjadi lingkaran setan. Stres menyebabkan gangguan pencernaan, lalu usus mengirim sinyal kembali ke otak yang memperparah kecemasan.
Dalam jangka panjang, stres juga dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus, memperburuk fungsi neurotransmitter, dan meningkatkan risiko gangguan mental.
Simak cara mengatasi keinginan BAB saat stres di halaman berikutnya..