Seniman Lantang Serukan Anti-Korupsi

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2015 12:45 WIB
Melalui karya seni, para seniman menunjukkan kegusaran dan aspirasi mereka dalam pameran seni bertajuk Seni Lawan Korupsi di Taman Ismail Marzuki.
Animasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam pameran Seni Lawan Korupsi yang digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (5/3). (CNNIndonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korupsi yang terjadi di negeri ini membuat semua orang gusar dan prihatin. Tak terkecuali dengan para seniman Tanah Air.

Melalui karya seni, para seniman mulai dari perupa hingga sastrawan menunjukkan kegusaran dan aspirasi mereka dalam pameran seni bertajuk Seni Lawan Korupsi di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, pada hari ini (5/3).

Rangkaian acara yang berisi pameran karya seni grafis, monolog, stand up comedy, musik, film, hingga orasi ini akan dimulai pukul 12.00 WIB hingga 22.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara hasil kerja sama Dewan Kesenian Jakarta dengan Koalisi Seni Indonesia tersebut menampilkan puluhan karya grafis dan seni rupa kontemporer bertemakan perang melawan korupsi, pertunjukan stand up oleh Cak Lontong, monolog oleh Butet Kartaredjasa, dan orasi Bambang Wijayanto sekaligus deklarasi Seni Lawan Korupsi pada puncaknya nanti malam.

"Meskipun ini bersifat dadakan, tapi kami melakukannya dengan serius," ujar Ketua Dewan Kesenian Jakarta Irawan Karseno.

Irawan menegaskan pameran ini sebagai dasar pergerakan para seniman untuk menyadarkan masyarakat mengenai kondisi kritis Indonesia akibat korupsi yang merajalela.

Berawal dari diskusi

Pameran ini terselenggara bermula dari kegelisahan para seniman melalui diskusi-diskusi yang dilakukan di antara mereka.

Akibat kekisruhan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan pihak Kepolisian yang berlangsung beberapa waktu lalu dan diskusi dengan Bambang Wijayanto, para seniman kemudian berinisiatif mengadakan pameran ini.

"Kami sangat bersyukur, tanggapan kami disambut dengan cepat oleh jaringan seniman kami, dan mereka sangat antusias mengumpulkan karya seninya," ujar Irawan kepada CNN Indonesia.

Pihak penyelenggara mengumpulkan karya seni dari seluruh seniman yang terlibat melalui media elektronik. Pihak penyelenggara mengumumkan melalui media sosial dan para seniman mengumpulkan dalam bentuk digital.

Tak disangka, hanya dalam waktu dua hari sudah terkumpul ratusan karya dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada juga karya yang dibuat oleh seorang anak berumur sepuluh tahun yang menyuarakan anti-korupsi.

Karya berjiwa muda

Para seniman, yang diakui Irawan kebanyakan berasal dari anak muda, ini menampilkan karya-karya verbal mural kontemporer yang memang berjiwa muda, bahkan termasuk meme Bambang Wijayanto serta animasi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Meskipun Irawan mengakui pihak penyelenggara tidak mematok tema khusus untuk karya seni yang dikirimkan, namun para seniman tampaknya memiliki pemikiran yang sama, KPK versus Polri dan Bambang Wijayanto.

"Kami mengharapkan nantinya tidak hanya dalam bentuk seni verbal ataupun yang memihak satu institusi, tetapi akan lebih dalam, karena seni itu luas. Dan ini adalah bentuk seni dalam menjaga kehidupan," ujar Irawan.

Karya yang ditampilkan di teater kecil TIM memiliki pesan yang cukup jelas bagaimana drama perseteruan KPK melawan Polri terekam dan menjadi perhatian bagi seniman muda Indonesia.

Dengan berbagai bentuk, warna, dan pesan, seniman muda ini menyuarakan pikiran mereka mengenai perjuangan melawan korupsi. Karena dibuat oleh seniman muda, karya seni yang dipajang dapat segera dimengerti oleh kaum muda Indonesia.

Hanya sehari saja

Rangkaian acara yang digelar hanya sehari ini diakui pihak penyelenggara sebagai langkah awal dalam gerakan seni mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Saat ini, memang masih berada di Jakarta, namun bukan mustahil akan serentak dilakukan di daerah lain, sejauh ini para seniman di Bandung sudah siap melakukan hal serupa," ujar Irawan.

"Rangkaian kegiatan ini bukan untuk menyadarkan pemerintah, percuma, kami rasa lebih penting menyadarkan publik ketimbang menyadarkan pemerintah," ujar Abduh Aziz yang mewakili Koalisi Seni Indonesia.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER