Jakarta, CNN Indonesia -- Rasanya tidak ada yang tak mengenal sosok Benyamin Sueb. Melalui karyanya yang
bejibun, sang ikon Betawi ini sukses membuat masyarakat Indonesia tertawa dan berjoget mendengarkan lagu-lagunya. Di balik nama besar Benyamin Sueb, ternyata sang legenda memiliki rahasia yang tak terusik.
"Bapak itu kalau pergi ke luar kota dan menemukan sungai, pasti langsung teriak 'Oi kali oi, turun nyok berenang!' dan bener langsung nyebur," kata Biem Triani Benjamin, anak ketiga Benyamin Sueb kepada
CNN Indonesia ketika ditemui di Jagakarsa Jakarta Selatan, Sabtu (5/9).
Benyamin Sueb memang tak terpengaruh atas nama besar yang ia sandang sebagai ikon dan legenda seniman Betawi. Ia yang telah memenangkan dua piala Citra dan puluhan lagu hits tetap menganggap dirinya hanya seorang anak Betawi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang legenda selain gemar dengan sungai yang jernih di luar kota, juga tak sungkan untuk makan di warung makan pinggir jalan. Biem menggambarkan sang bapak sebagai sosok yang pandai menempatkan dirinya. Sosok Benyamin memang terkenal di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari rakyat biasa. Karya-karyanya selain digemari oleh masyarakat Indonesia, juga mendapatkan apresiasi dari orang asing.
Meski terkenal, Benyamin ternyata juga adalah sosok 'babeh' yang akrab dan mengayomi keluarganya. Sebagai sosok kepala keluarga, ia memberikan teladan dengan karakternya yang disiplin, tepat waktu, dan pekerja keras tanpa melupakan agamanya. Karakter itulah yang menjadi wasiat yang sering diberikan Benyamin kepada anak-anaknya.
"Bapak kalau ngomel dan kesal, suka ngedumel '
Wuu uh,
gimane sih lo? Kan udah bapak bilang'. Kalau bapak sudah begitu, kadang kami tertawa saja," kata Biem.
Biem mengaku bapaknya kerap mengomel ketika anak-anaknya melakukan kenakalan remaja seperti membolos sekolah dan juga adu balap di jalan raya. Ia juga suka kesal bila kegiatan berlangsung tidak tepat waktu. Kru film pun pernah menjadi sasaran
kepretan sosok Benyamin Sueb.
Kesibukan dan kepergian selamanyaBenyamin Sueb mengalami masa keemasan ketika dekade 70-an. Ketika itu, empat hingga sepuluh judul film dimainkan oleh Benyamin Sueb dalam satu tahun. Sempat turun pamor ketika dekade 80-an, Benyamin kembali berjaya masuk era 90-an.
Kesibukannya menjadi seniman senior kala itu pun dirasakan oleh Biem dan anak-anaknya. Sosok bapak yang sudah memasuki usia 50 rupanya masih terus diisi dengan berbagai kegiatan seperti pembuatan film hingga merayakan Kemerdekaan Indonesia.
Benyamin bahkan memiliki lima acara di televisi swasta yang ketika awal dekade 90-an baru mulai bermunculan, di antaranya
Si Doel Anak Sekolahan, Benyamin Show, Mat Beken, dan
Begaya FM."Iya memang bapak sering pergi, kami sadar bapak seorang seniman besar, dan dia mencari nafkah. Kasarnya babeh nyari duit sampe jungkir balik ya buat anak juga," kata Beno Rachmat Benjamin, anak keempat Benyamin S.
Padatnya aktifitas rupanya tak menghentikan jiwa muda yang ada di dalam diri Benyamin Sueb. Ia masih kerap kali menerima tawaran bertanding sepak bola, namun bukan dengan yang sepantaran, yaitu dengan yang lebih muda.
Hingga pernah suatu pagi, Benyamin pingsan di rumah setelah dirinya bertanding sepak bola dengan anak-anak muda. Ia yang kala itu berusia 56 tahun, tak sadarkan diri lantaran kelelahan setelah bertanding dan kurang istirahat akibat bergadang menonton bola di malam hari.
"Ketika di bawa ke Rumah Sakit Puri Cinere, bapak sadar dan minta dipulangkan ke rumah," kata Biem. "Dibawa pulang lalu di
kerok dan kemudian mandi, setelahnya bapak pingsan lagi. Mungkin kalau waktu itu dirawat di rumah sakit akan beda ceritanya,".
Benyamin Sueb menghembuskan nafas terakhir pada 5 September 1995 beberapa hari setelah kejadian pingsan itu terjadi. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak di samping makam Bing Slamet yang sudah dianggap sebagai guru, teman, dan orang yang berpengaruh dalam hidup Bang Ben. Keputusan itu sesuai dengan wasiat darinya.
Sosok seniman besar telah pergi meninggalkan Ibu Pertiwi. Benyamin Sueb yang telah menjadi salah satu legenda dan seniman paling produktif di masanya kini hanya meninggalkan karya dan kenangan.
Namun para penggemar tidak akan melupakan sosok sang legenda. Selain lantaran karya-karyanya yang abadi, sosok Benyamin Sueb sendiri diakui banyak pihak tak memiliki sosok pengganti atas kreativitas dan dedikasinya atas budaya lokal.
"Tidak ada yang sama, susah menyamai bapak. Kasarnya anaknya aja gak bisa apalagi orang lain? Kalaupun ada orang lain ada yang menirukan bapak ya tidak masalah, itu bentuk apresiasi." ujar Beno.
(ard/ard)