Jakarta, CNN Indonesia -- Masa liburan, terutama yang bertepatan dengan Hari Raya—seperti Lebaran—lazimnya digunakan banyak orang untuk mencari hiburan. Salah satunya, menonton film di bioskop.
Pada saat yang sama, momentum libur Lebaran dijadikan sasaran para produser meraih penonton sebanyak-banyaknya. Berbagai strategi pemasaran pun dilakukan. Ada yang berhasil, ada pula yang gagal.
Sebagaimana libur Lebaran, pada Juli lalu, empat film nasional tayang sekaligus di bioskop-bioskop,
Comic 8: Casino's King, Lamaran, Surga yang Tak Dirindukan, dan
Mencari Hilal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun film yang disebutkan terakhir itu turun lebih dulu dari layar bioskop dibanding ketiga film lain. Putut Widjanarko, produser Mencari Hilal, menuturkan faktor penyebabnya.
"Film ini sebenarnya cukup mendapat layar, bukan sedikit layar. Jadi faktor bukan karena distribusi," kata Putut saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, pada Rabu (18/11).
"Yang ke-dua," ia menambahkan, "film ini tayang pada puncaknya film Indonesia, yaitu saat Lebaran. Introspeksi kami: harusnya orang diberitahu lebih dahulu dan lebih panjang bahwa ada film ini."
Mencari Hilal menceritakan perjalanan Mahmud (Deddy Sutomo), seorang pendakwah renta, yang berusaha mencari hilal, atau tanda berganti bulan menurut kalender Islam.
Tujuannya, demi menunjukkan ajaran Islam yang diyakininya adalah benar. Sepanjang perjalanan, Mahmud ditemani oleh Heli (Oka Antara), sang putra yang lebih sekuler dan dianggap "sesat" oleh Mahmud.
Mencari Hilal lekas turun dari layar bioskop karena minim penonton. Film yang dibintangi Oka Antara dan Deddy Sutomo ini kalah saing dibanding
Comic 8: Casino's King, Lamaran, dan
Surga yang Tak Dirindukan.
"Meskipun jumlah penonton bioskop di Indonesia saat Lebaran turun dari tahun ke tahun, tetapi itu hal lain. Film ini tidak ada masalah dengan kondisi penonton saat tayang, tapi memang ini evaluasi dari kami sendiri," kata Putut.
Sementara itu, segenap kru
Surga yang Tak Dirindukan dan
Comic 8 dapat tersenyum puas pada akhir tahun ini. Keduanya bersaing ketat, dan sama-sama menembus rekor satu juta penonton.
Setelah tak lagi tayang di bioskop,
Surga yang Tak Dirindukan memperoleh lebih dari 1,5 juta penonton, sementara
Comic 8 berada di posisi berikutnya, sekitar 1,2 juta penonton.
Diprediksikan,
Surga yang Tak Dirindukan mereguk pendapatan sebesar lebih dari Rp53 miliar dan
Comic 8 sejumlah lebih dari Rp42 miliar. Angka yang relatif besar untuk ukuran film nasional.
Sedangkan
Lamaran yang dibintangi oleh Acha Septriasa harus bertahan tak sampai dua pekan di bioskop karena tak mampu bersaing layar dengan kisah poligami Fedi Nuril dan aksi delapan komika.
 Ismail Basbeth, sutradara Mencari Hilal. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo) |
Namun nasib yang "nahas" merundung
Mencari Hilal. Hanya sepekan lebih sedikit film drama bernuansa religi ini menghiasi layar lebar, dan setelah itu, poster filmnya dicopot dari dinding bioskop.
Diakui Putut, pemasaran yang tidak mumpuni menjadi faktor penyebab film ini tak memperoleh jumlah penonton sebagaimana diharapkan. Putut pun menyadari, segmen pasar film besutan Ismail Basbeth ini sempit, tak seluas tiga film pesaingnya.
Meskipun flop dari segi jumlah penonton dan pendapatan,
Mencari Hilal sukses meraih pujian di festival-festival film di dalam dan luar negeri.
Di dalam negeri,
Mencari Hilal terpilih sebagai pemenang Festival Film Bandung kategori Pemeran Utama Pria Terpuji (Deddy Sutomo). Di luar negeri,
Mencari Hilal sempat tayang di Tokyo International Film Festival, beberapa waktu yang lalu.
Meski terkesan terlambat, berbagai pujian datang dari kritikus dan pengamat film setelah menonton film ini. IMDb pun memberikan skor 7,6 untuk film ini.
Di ajang Festival Film Indonesia (FFI) pun
Mencari Hilal secara mengejutkan masuk menjadi lima film finalis yang berlaga di FFI. Tak main-main, film ini masuk tujuh kategori, yaitu Film Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, dan Sutradara Terbaik.
Mencari Hilal bersaing dengan
A Copy of My Mind, Guru Bangsa: HOS Tjokroaminoto, Siti dan
Toba Dreams dalam memperebutkan Piala Citra. Siapa gerangan pemenangnya bakal dibuktikan di ajang FFI pada 23 November 2015 mendatang.
[Gambas:Youtube] (end/vga)