Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi pria tangguh tidak semudah yang dibayangkan. Lucunya, sutradara film seterkenal Quentin Tarantino diduga pernah berbohong demi meningkatkan citranya sebagai pria tangguh.
Hal itu dikatakan oleh petugas Kepolisian Los Angeles, Christopher Reed, kepada
The New York Post, seperti yang dilansir oleh
NME, baru-baru ini.
Tarantino berbohong masuk penjara saat diwawancara oleh
Paris Voice, pada 1992. "Saya menghabiskan delapan hari di penjara Los Angeles karena masalah lalu lintas. Ketika masuk, saya merasa diperlakukan seperti binatang," kata Tarantino, saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebohongannya pun berlanjut saat diwawancara oleh penulis biografi Jeffrey Dawson, pada 2000. "Saya pernah masuk penjara tiga kali karena masalah tindak kekerasan," ujar Tarantino.
Nyatanya, Tarantino tidak pernah memiliki catatan kejahatan.
Reed mengatakan hanya pernah menilang Tarantino sebesar US$871 karena tidak membawa Surat Izin Mengemudi (SIM), pada 2000.
Terlepas dari benar atau tidaknya isu penjara tersebut, hubungan Tarantino dan pihak kepolisan sepertinya memang kurang harmonis.
National Association of Police Organizations (NAPO) meminta petugas untuk berhenti mendukung teknis film apa pun yang dibuat Tarantino akibat perkataan sang sutradara dalam kampanye pada 24 Oktober 2015 lalu.
Dalam kampanye itu Tarantino mengatakan, "Ketika melihat pembunuhan, saya tidak akan bertahan. Saya harus memanggil pembunuh dengan pembunuh."
Tarantino pun merevisi pernyataannya yang kontroversial itu. Ia berkata, "Semua polisi bukan pembunuh."
Hingga saat berita ini ditulis, belum ada jawaban resmi dari Tarantino mengenai pemberitaan di
The New York Post.
(ard/vga)