'Monsoon Tiger and Other Stories,' Kedewasaan Gadis 14 Tahun

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2015 19:26 WIB
Buku kumpulan cerpen yang dibuat Rain Chudori sejak masih remaja ini terasa penuh perenungan dan perasaan batin yang tak terungkap.
Rain Chudori, penulis buku kumpulan cerpen Monsoon Tiger and Other Stories. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tingkat kedewasaan seseorang bukan ditentukan oleh usia. Hal ini berlaku bagi penulis Rain Chudori. Saat masih remaja, 14 tahun, ia sudah mahir menulis tentang perenungan kehidupan.

Salah satu tulisan yang dibuat Rain, kala itu, berjudul Smoking with God, dimuat sebagai cerita pendek (cerpen) di sebuah surat kabar nasional berbahasa Inggris. Kini, ia berusia 21 tahun.

Selain cerpen, ia juga menulis resensi, ulasan, dan menerjemahkan karya sastra. Kumpulan cerpennya dalam kurun tujuh tahun kini dirangkum dalam buku Monsoon Tiger and Other Stories.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku pertama itu memuat delapan cerita, antara lain Smoking with God, Taman Gajah, The Dollhouse, The Sandcastle, The Swimming Pool, Beneath The Bougainvilleas, dan Until Berlin.

"Saya terinspirasi ibu saya, dan saya melihat ibu dan perempuan lain adalah survivor," kata Rain ketika berbincang dengan CNNIndonesia.com saat peluncuran Monsoon Tiger and Other Stories, baru-baru ini.

"Saya melihat proses mereka menjalani peran sebagai perempuan, dan susahnya menjadi perempuan," ia mengisahkan latar belakang penulisan kedelapan cerpen tersebut dalam kurun tujuh tahun.

Kedelapan cerita yang disusun sendiri oleh Rain dalam buku debutnya itu merupakan rangkaian kronologis yang sebagian ia alami sendiri, baik sebagai tokoh utama maupun pihak ke-tiga.

Ceritanya menggambarkan proses pendewasaan, pemahaman, dan pola pikir Rain tentang perempuan, baik dirinya sendiri, ibu kandungnya—jurnalis dan penulis terkenal Leila S. Chudori—maupun perempuan lain.

Kedelapan kisah tersebut memang memiliki benang merah, sebagian besar mengisahkan kesendirian, kesepian, pencarian cinta, kesunyian, sekaligus keintiman.

Rain yang masih berusia di bawah 21 tahun—saat menulis kedelapan cerpen—terlihat begitu matang dalam memahami makna pendewasaan perempuan.

Di Smoking with God, Rain belia yang sedang puber menuliskan keheranan terhadap masalah orang dewasa, sekaligus mempertanyakan kepada Tuhan soal kisruh rumah tangga orang tuanya.

Lalu, di The Dollhouse, Rain mengisahkan pengalaman seorang gadis menemani sang bunda mencari ayah yang tak diketahui rimbanya. Di Monsoon Tiger, ia mengisahkan gejolak batin seorang perempuan yang tak beroleh kasih sayang dari kekasihnya.

"Sudah terlalu biasa perempuan dilihat dari sudut pandang lelaki, kini saya hanya menanyakan kembali kepada perempuan, apa yang kalian pikirkan tentang diri kalian sendiri?" tanya Rain.

Dalam setiap tulisannya, Rain tidak memberikan detail lokasi karena ingin memberikan ruang imajinasi bagi para pembacanya.

Kisah Rain, yang ditulis dalam bahasa Inggris yang mudah dipahami, memang terasa penuh perenungan dan perasaan batin yang tak terungkap.

Sejak duduk bangku taman kanak-kanak hingga kini kuliah jurusan film di Binus University, Rain sehari-hari menggunakan bahasa Inggris secara lisan maupun tulisan.

Baginya, tak masalah menggunakan bahasa apa pun karena ia menganggap bahwa bahasa hanyalah media untuk menyampaikan pesan.

Tapi Rain mengatakan, kelak buku Monsoon Tiger and Other Stories akan diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, pada 2016.

"Tampaknya saya akan tetap menulis dengan Bahasa Inggris, karena saya belum terlalu bagus bila menulis dalam Bahasa Indonesia," kata Rain sembari senyum. "Tapi saya tengah berlatih untuk bisa menulis dalam Bahasa Indonesia."

(end/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER