Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki Maret 2016, sekitar selusin buku yang masuk nominasi Man Booker International Prize siap diseleksi oleh para juri. Enam buku yang melaju ke babak berikut siap diberitahukan pada April, dan sebulan kemudian, nama pemenang bakal diumumkan.
Di antara selusin buku tersebut, ada penulis Indonesia, Eka Kurniawan dengan karyanya,
Lelaki Harimau. Lainnya, ada penulis Raduan Nassa (Lebanon), Robert Seethaler (Austria), Elena Ferrante (Italia), Aki Ollikainen (Finlandia), José Eduardo Agualusa (Angola), Kenzaburō Ōe (Jepang), Marie NDiaye dan Maylis de Kerangal (Perancis), Han Kang (Korea Selatan), Orhan Pamuk (Turki), dan Yan Lianke (China).
Penghargaan prestisius ini berhadiah total £62 ribu atau setara Rp1,1 miliar. Terlepas dari nilainya yang fantastis, penghargaan ini tentu saja membanggakan. Apalagi karya Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka sendiri mengaku terkejut saat mendapat kabar keberhasilannya menjadi nomine Man Booker International Prize dari seorang teman. Namun tak bisa bereaksi apa-apa mengingat pada saat yang sama sedang mengantar anak ke sekolah.
"Saya sedang siap-siap mengantar anak ke sekolah, teman saya mengirim SMS, kabar yang mengejutkan, tapi saya tidak tahu harus bereaksi bagaimana,” kata Eka kepada CNN Indonesia.com saat ditemui di kawasan Jakarta Barat, pada Sabtu (12/3).
Begitu menerima kabar gembira tersebut, Eka tak bisa segera mengeceknya. “Kebetulan saya juga mau ke bengkel. Jadi saat di bengkel ada WiFi, baru bisa buka laptop dan baca beritanya," kata pria kalem berkacamata ini.
Saat diajak berandai-andai menjadi pemenang Man Booker International Prize, Eka mengelak. Dengan rendah hati, ia pun keberatan menjawab pertanyaan soal penggunaan hadiah selangit bila kelak menjadi pemenang.
Eka menyatakan, nominasi Man Booker International Prize di luar dugaan. Namun tak ingin terlalu memikirkannya. Eka merasa sudah cukup senang buku-bukunya diterjemahkan ke beberapa bahasa dunia dan diterbitkan di luar negeri.
Buku
Lelaki Harimau sudah diterbitkan ke dalam bahasa Inggris, Italia, Korea, Jerman, dan Perancis. Tahun lalu, Eka juga dinobatkan oleh Jurnal Foreign Policy sebagai salah satu dari 100 pemikir paling berpengaruh di dunia.
"
Lelaki Harimau adalah novel ber-
genre sci-fi, memberi cerita detektif tetapi korban dan pembunuhnya sudah ketahuan sejak kalimat pertama," tutur Eka yang juga aktif sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta. "Apa yang kemudian dicari pembaca? Pasti motifnya, itu tantangan kreatif bagaimana mempertahankan pembaca, bermain tebak-tebakan."
(vga/vga)