Suara 'Lembut' Eka Kurniawan di Keriuhan World Readers' Award

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2016 16:50 WIB
Eka Kurniawan mendapat penghargaan di World Readers' Award yang diselenggarakan di Hong Kong, Selasa (22/3).
Eka Kurniawan memenangi penghargaan penulisan di Hong Kong. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sore hari di akhir pekan bulan Maret, Dewi Ayu bangkit dari kuburan setelah dua puluh satu tahun kematian.

Kalimat pertama dalam novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan itu telah memikat banyak pembaca, termasuk penerbit-penerbit Barat. Kini, kata-kata itu juga "membius" juri World Readers' Award 2016.

Novel Eka yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi Beauty is a Wound itu baru saja memenangi penghargaan literatur internasional yang diselenggarakan di Hong Kong, Selasa (22/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hadapan ratusan orang di dalam gedung berbentuk telur emas raksasa, Eka menyampaikan pidato kemenangannya melalui video. Ia sendiri tidak hadir dalam acara yang disponsori Hong Kong Science and Technology Parks Corporation itu.

"Saya di sini, berbicara dengan lembut dari sebuah negara bernama Indonesia, di tengah dunia yang begitu riuh," ujar Eka yang sejatinya saat itu berada di Jakarta. Ia mengaku sangat bahagia dan terhormat.

Seperti dikutip dari situs web resmi World Readers' Award, suasana panggung penghargaan memang sangat mewah dibandingkan lokasi yang menjadi latar belakang cerita Eka terbitan pertama 2004 itu.

Namun Cantik Itu Luka berhasil menembus berbagai bahasa, negara, dan budaya. Kisah tentang kehidupan sengsara seorang pelacur cantik itu dipuji memperkaya khazanah literatur Asia dan dunia.

"Hari ini kita menyatakan perang terhadap pendapat apa pun yang menyatakan bahwa sisi Timur dari planet ini tidak bisa kaya, berkuasa, dan sangat kreatif di dunia literatur," kata presiden penghargaan World Readers' Award, Nury Vitttachi di situs web.

Penghargaan bukan hanya milik Eka seorang. Penerjemah Cantik Itu Luka, Annie Tucker juga kecipratan. Tucker menerjemahkan karya Eka karena merasa itu merupakan suara baru yang sangat segar.

Ia mendeskripsikan terjemahannya, Beauty is a Wound sebagai "suara Jawa Barat yang unik dan segar bagi pembaca, membangkitkan pengaruh lokal termasuk pemikiran dan ranah epik teater wayang, cerita tradisional terkenal di daerah itu, serta genre fiksi horor dan martial arts Indonesia."

Cantik Itu Luka bukan satu-satunya novel Eka yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Baru-baru ini dalam Frankfurt Book Fair, karya Eka yang disuguhkan adalah Manusia Harimau alias Man Tiger.

Eka juga baru menerbitkan karya O. Penulis 40 tahun itu juga membanggakan Indonesia karena masuk daftar panjang Man Booker International Prize 2016, penghargaan bergengsi dunia bidang penulisan. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER