Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada hari Jumat (23/10) bahwa dia belum menjadi penggemar Sacha Baron Cohen - bahkan sebelum cuplikan dari film 'Borat' baru yang dibintangi komedian asal Inggris itu memaksa pengacaranya, Rudy Giuliani, memberikan penjelasan yang canggung.
Ditanya tentang klip tersebut - yang menunjukkan Giuliani berada dalam "wawancara" palsu bersama seorang wanita muda yang cantik dan manja - saat berbicara dengan wartawan di pesawat Air Force One, Trump berkata, "Saya tidak tahu apa yang terjadi."
"Tapi bertahun-tahun yang lalu, dia mencoba menipu saya. Dan saya satu-satunya yang mengatakan tidak mungkin terjadi. Dia penipu. Dan menurut saya dia tidak lucu."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump mengatakan insiden itu terjadi sekitar 15 tahun yang lalu, yang berarti dia kemungkinan merujuk pada wawancara Baron Cohen tahun 2003 dengannya saat bermain sebagai Ali G, di mana pria yang ingin menjadi anggota geng itu mengajukan usaha bisnis terbarunya kepada Trump - sarung tangan khusus untuk makan es krim.
"Bagiku dia menyebalkan," kata Trump.
Sementara plot film 'Borat' baru dirahasiakan, berita tentang keusilan terbaru Baron Cohen terhadap pendukung Trump telah menyebar luas.
Pada hari Rabu (21/10), Giuliani mengutarakan sanggahan dengan nada marah setelah ditipu dalam "wawancara" kamar hotel palsu dengan seorang wanita muda.
Dalam film tersebut, pertemuan itu tampaknya membuat mantan walikota New York yang berusia 76 tahun itu berada dalam situasi yang sangat membahayakan, tertangkap basah dengan tangan di celana dalam kamar tidur.
Giuliani mengatakan pada hari Rabu bahwa adegan itu "dibuat-buat."
"Saya menyelipkan baju saya setelah melepas peralatan perekam. Tidak pernah saya melakukan hal yang tak pantas sebelum, selama, atau setelah wawancara," cuitnya di Twitter.
"Jika Sacha Baron Cohen menyiratkan sebaliknya, dia seorang pembual."
Trump membuat komentar tersebut setelah lepas landas dari Pensacola, Florida dalam perjalanan ke West Palm Beach.
Presiden dari partai Republik, mantan bintang acara realitas televisi dan maestro real estate meluncurkan kampanye pemilihan ulang terakhir yang intens pada hari Jumat di Florida.
Jajak pendapat menunjukkan dia jauh di belakang penantang dari partai Demokrat, Joe Biden, menjelang pemilihan presiden 3 November.