Cerita di Balik Situs Streaming Ilegal

CNN Indonesia
Minggu, 22 Nov 2020 13:56 WIB
Salah satu pengelola situs streaming ilegal mengisahkan cerita di balik bisnis yang menarik jutaan pengguna tersebut.
Ilustrasi situs streaming ilegal. (iStockphoto/scanrail)

Persaingan panas itu terjadi bahkan nyaris setiap pekan. Ketika di awal-awal menjalankan layanan streaming ilegal dan mendulang banyak penonton baru, Gunawan dan teman-temannya kerap mendapatkan serangan DDOS yang melumpuhkan server mereka.

"Tiga bulan awal itu kami diserang oleh sesama ilegal," kata Gunawan. "Mereka menyerang bukan karena iri, menurut saya karena bersaing jam tayang,"

"Misal ada drama yang hit, saya dan dia tayang bareng dan pengguna dia lebih banyak sehingga akses jadi lambat. Pengguna dia yang punya aplikasi saya ya akhirnya banyak yang pindah ke saya," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunawan dan teman-temannya yakin bahwa serangan itu datang dari layanan streaming lebih besar dengan jumlah pengguna hingga jutaan akun. Hal ini karena menurut Gunawan, untuk sekali serangan DDOS, setidaknya pelaku harus memiliki server yang besar dan bisa memakan biaya puluhan juta rupiah.

Untuk menyiasati serangan itu, Gunawan dan kawan-kawan kerap mengganti domain dan server. Dan demi menyiasati harga server yang bisa mencapai belasan juta rupiah tiap bulan, mereka kerap menggunakan masa percobaan penggunaan server baru yang gratis.

Sehingga, mereka kerap bergonta-ganti server selain karena menghindari serangan tetapi juga memanfaatkan promo gratis. Sekali dayung, dua pulau terlampaui.

dangerous hacker stealing data -conceptKetika di awal-awal menjalankan layanan streaming ilegal dan mendulang banyak penonton baru, Gunawan dan teman-temannya kerap mendapatkan serangan DDOS yang melumpuhkan server mereka. (Istockphoto/ South_agency)

"Sesama ilegal itu saling mendukung dan menggulung sebenarnya," kata Gunawan sambil tertawa meskipun juga mengakui ia kerap stres menghadapi berbagai serangan itu yang juga membuat aplikasinya kehilangan banyak pengguna.

Terlepas dari permasalahan itu dan status serta risiko yang mengintai, Gunawan tampaknya masih belum berminat berhenti dari dunia streaming ilegal ini.

"Saya akui ini risikonya tinggi. Tapi kalau kau cari di Playstore, itu kan kebanyakan ilegal. Harusnya mereka juga kena dong, tapi mereka sampai sekarang aman," kata Gunawan.

"Teman saya juga bilang, data digital kan enggak bisa 100 persen aman. Jadi yang penting kami saling percaya dan sama-sama melindungi saja," lanjutnya.

Ketika ditanya lebih dalam alasan untuk tetap lanjut dalam bisnis ini, Gunawan sempat terdiam. "Saya di sini tuh lebih senang dengan interaksinya, sumpah,"

"Interaksinya di sini tuh karena permintaan dari penggunanya besar. Selalu dinantikan. Enak rasanya," kata Gunawan. "Dan ada pengguna yang membela kami, misal ada yang komplain tapi ada user lain yang membela kami dari komplain itu,"

Mini Infografis 5 Film Teratas di Layanan Streaming kala PandemiMini Infografis 5 Film Teratas di Layanan Streaming kala Pandemi. (CNNIndonesia/Basith Subastian)

Gunawan pun menjawab mantap ketika pertanyaan akankah ilegal masih tetap ada. "Enggak bakal ada penjual kalau enggak ada pembeli," katanya.

"Saya enggak melarang ke legal, malah bagus. Tapi sesama legal saja persaingannya tinggi, dan enggak ada yang memiliki semua konten dalam satu situs. Kembali ke pribadi masing-masing, itu pilihan orang,"

"Pengguna saya juga ada yang langganan di legal dan langganan juga di saya. Pernah mengobrol juga dengan saya, dan ia mengakui kalau drama yang ia cari enggak ada di legal, ya ia cari di saya."

"Orang sudah bayar sekali ya biasanya enggak mau bayar dua kali," kata Gunawan. "Orang Indonesia kan ya kau tau sendiri, lebih senang gratisan. Tapi kalau dibilang gratisan juga enggak sih, mereka kan nonton pakai kuota."

Menonton atau mengunduh film/konten bajakan berpotensi menyusupkan malware ke perangkat pengguna, serta melanggar pidana sesuai Pasal 113 ayat (3) UU RI terkait Hak Cipta dengan ancaman sanksi paling lama empat tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.
(end/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER