Cerita di Balik Situs Streaming Ilegal

CNN Indonesia
Minggu, 22 Nov 2020 13:56 WIB
Salah satu pengelola situs streaming ilegal mengisahkan cerita di balik bisnis yang menarik jutaan pengguna tersebut.
Ilustrasi situs streaming ilegal. (iStockphoto/scanrail)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pada awal 2020, situs layanan streaming ilegal IndoXXI menyatakan berhenti beroperasi dan menggegerkan dunia maya. Betapa tidak, situs itu bak surga para penikmat film streaming secara gratisan meski ilegal. Ia menjadi sahabat para pencari film ilegal, dan musuh bagi para pendukung hak cipta.

Meski begitu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan masih banyak situs film ilegal serupa dengan IndoXXI. Bahkan pemblokiran 1.130 situs bajakan yang dilakukan Kominfo hingga Desember 2019 tak membuat pelaku dunia streaming ilegal gentar.

Salah satu yang tak gentar adalah pria berusia 30-an tahun yang kerap disapa dengan Gunawan. Di tengah upaya Kominfo mengancam situs ilegal, para sineas yang menyatakan perang terhadap pembajakan, ia justru menceburkan diri ke sisi gelap bisnis streaming di Indonesia itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gunawan bersama dua orang temannya justru membuat aplikasi bioskop ilegal pasca 'raksasa' IndoXXI tak beroperasi. Mereka mengkhususkan diri dalam menyediakan konten drama Korea secara ilegal. Gunawan dan teman-temannya sadar betul dengan apa yang mereka kerjakan.

"Saya tahu [ini ilegal]," kata Gunawan kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Gunawan mengaku ia diajak oleh salah satu temannya untuk menjalankan bisnis ini. Si temannya itu terinspirasi dari kekasihnya yang merupakan penggemar drama Korea dan selalu mengakses melalui situs digital. Sang teman Gunawan yang merupakan lulusan Teknik Informatika itu pun melihat peluang bisnis dari sana.

Apalagi, momentum pandemi membuat bisnis yang sudah Gunawan cs jalankan sejak awal 2020 ini meroket. Kebijakan lockdown dan bekerja dari rumah demi mencegah penyebaran Covid-19 nyatanya ikut mengerek jumlah pengguna aplikasi "drakorindo" yang mereka ciptakan.

Annisa Retno Utami (27) sedang melakukan work from home (WFH) di kediamannya di Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu, 21 Maret 2020. Annisa yang merupakan karyawan swasta dan dosen mulai menjalankan WFH sejak 16 Maret 2020. CNN Indonesia/Bisma SeptalismaMomen pandemi dan kebijakan work from home serta lockdown meningkatkan pengguna streaming. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Secara bersamaan pula, Gunawan menjadi korban dari kebijakan pengurangan pegawai yang diberlakukan oleh kantornya akibat pandemi. Jadinya, Gunawan pun semakin tenggelam dalam bisnis ini sebagai satu-satunya penghasilan meski ia sebut tak seberapa dibanding gajinya kala masih menjadi pegawai swasta.

"Uang tambahan itu salah satunya," katanya kala ditanya motif mendasar ia berani menjalankan bisnis ilegal ini. "Kedua, saya belum pernah merambah ini. Saya suka sesuatu yang baru,"

"Kalau dibilang untung enggak untung, ya saya untungnya masih ada sampingan seperti ini. Menikmati saja yang ada. Cuma untuk soal pendapatan dari aplikasi ini enggak lebih besar dari yang sebelumnya, karena ini masih merintis," lanjutnya.

Gunawan dan gengnya memilih fokus pada drama dan film Korea, Jepang, juga China. Menurut mereka, penggemarnya lebih banyak dan 'setia' dibanding karya dari Indonesia maupun Hollywood. Penggemar drama Korea, apalagi yang sedang berjalan, akan lebih kontinu hadir di aplikasi mereka.

"Saya bilang ke teman saya waktu di awal, 'kita boleh bisnis seperti ini asal satu: jangan film Indonesia,'" kata Gunawan. "Saya masih ada nasionalisme juga sih, lagian saya pikir buat apa juga [bajak] film Indonesia? toh nanti juga bakal muncul di televisi,"

Selayaknya bisnis pada umumnya, mereka juga melakukan promosi untuk meningkatkan pengguna. Caranya pun banyak. Mulai dari promo dari mulut ke mulut, 'endorsement' ke teman-teman mereka yang memiliki pengikut banyak di media sosial, hingga mematok harga yang terbilang murah.

Gunawan dan teman-temannya hanya mematok Rp5 ribu per bulan untuk pengguna yang ingin menjadi "member premium".

Harga itu jelas di bawah biaya langganan layanan streaming legal yang ada di Indonesia, misalnya Viu sekitar Rp10 ribu per pekan hingga Rp30 ribu per bulan, Bioskop Online sebesar Rp5-10 ribu per 48 jam, Klik Film sebesar Rp10 ribu per 7 hari, apalagi Netflix sebesar Rp54-186 ribu per bulan.

Cerita Gunawan dan streaming ilegal menarik pengguna dikisahkan di halaman selanjutnya..


HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER