Jakarta, CNN Indonesia --
Sesosok pria ramping berkaus hitam memasuki sebuah kafe di Jakarta Selatan, jelang akhir Desember 2020. Siang hari itu cukup gerah dan jalanan tetap padat seperti tak pernah ada pandemi. Pria bermasker itu masuk dan dari sorotan matanya perlahan memicing, suara ramah terdengar.
"Halo, saya Rifan," kata pria bernama lengkap Rifan Kalbuadi itu kepada CNNIndonesia.com sembari menawarkan salam khas yang muncul kala pandemi saat ini, adu kepal.
Di usia yang memasuki 25 tahun, Rifan terbilang musisi baru di belantika musik Indonesia. Ia baru benar-benar bergabung dengan menelurkan single debut pada 2016 lalu. Namun di balik usianya yang muda, pengalamannya tak bisa dibilang amatir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rifan terbilang musisi muda yang "indie". Ia menulis dan membuat musiknya sendiri, memproduksi sendiri, hingga mempromosikannya sendiri. Semua demi satu hal: mendapatkan kepuasan batin.
Pria kelahiran 27 Februari 1995 itu memulai perjalanan memasuki belantara dunia musik sejak memutuskan untuk membawakan lagu orang alias covering di YouTube. Performanya ternyata menarik banyak minat.
Salah satu video awal darinya yang cukup menarik perhatian adalah kala ia membawakan lagu 1.000 Tahun Lamanya yang diunggah 23 November 2014. Video itu ditonton lebih dari 120 ribu kali dan paling populer dari semua koleksinya, hingga saat ini.
[Gambas:Instagram]
Ia beberapa kali membawakan lagu orang dan disambut dengan hangat oleh penonton yang kemudian menjadi penggemarnya. Sekaligus, mengantarkan dirinya ke sebuah label musik pada 2015 yang kemudian menghasilkan sebuah single debut Pilihan Terindah, single Sendiri, dan album EP bertajuk Statis pada 2017.
Usai era Statis, Rifan kemudian memutuskan hal yang cukup ekstrem dengan memilih mandiri dalam mengelola kariernya. Ia pun rehat dari dunia musik dan berkelana memperkaya pengetahuan juga bakatnya, berdikari, sama seperti saat ia yang memilih belajar musik secara autodidak kala kecil.
"Saya percaya di setiap hal yang baru pasti susah, tapi pada akhirnya rasa ingin tahu, kelaparan, kehausan akan belajar ilmu baru, akan terbayarkan sih," kata Rifan.
"Senang saja belajar sendiri, soalnya saya tidak bisa diatur orangnya," lanjutnya lalu tertawa. "Tapi secara musik lho ya," tambahnya buru-buru.
[Gambas:Youtube]
Arti Pengabdian
Hingga pada Maret 2020, Rifan Kalbuadi merilis single Temporary Hours yang menjadi titik awal yang baru jati dirinya dalam bermusik dan dilanjutkan dengan 5207 yang rilis pada 19 Desember 2020 lalu.
Mimpi Rifan menjadi musisi ini sendiri sejatinya berbeda jauh dari mimpinya kala kecil: menjadi anggota TNI. Ia mengaku terinspirasi dari sang kakek, Letjen (Purn) Dading Kalbuadi, yang menjadi salah satu pemimpin Operasi Seroja Indonesia ke Timor Timur pada 1975-1976.
"Alhamdulillah keluarga saya tidak ada tekanan untuk menjalani karier tertentu, semuanya terserah ke saya," kata Rifan yang mengaku telah memimpikan menjadi anggota TNI sejak duduk Sekolah Menengah Pertama.
 Rifan Kalbuadi memulai perjalanan memasuki belantara dunia musik sejak memutuskan untuk membawakan lagu alias covering di YouTube. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
Begitu lulus SMA pada 2013, ia mengikuti ujian masuk Akademi Militer. Namun gagal. Ia masih belum kecewa, ia lanjutkan lagi pada 2014 dan lagi-lagi gagal. "Saya daftar lagi 2015 dan gagal semua," katanya lalu tertawa.
"Pada 2014 saya kuliah, untuk jadi rencana cadangan. Dan ketertarikan saya itu ada di seputar militer, hubungan internasional, politik, jadinya saya ambil Hubungan Internasional di Universitas Binus pada 2014, dan akhirnya saya menikmatinya," lanjutnya.
"Selain itu, umur saya sudah tidak cukup masuk Akmil. Saya ikhlaskan, saya percaya pengabdian kepada negara tidak cuma jadi tentara," kata Rifan yang kini menempuh studi magister di Universitas Indonesia dan tengah menjalani proses pembuatan tesis yang terkait dengan Arab Spring awal dekade 2010-an lalu.
[Gambas:Instagram]
Cerita Rifan Kalbuadi soal karier juga penggemar berlanjut ke halaman selanjutnya...
Meski baru serius beberapa tahun terakhir, Rifan tak menyesal memulai perjalanan musik sedari awal. Ia yang mengaku sudah ikut kegiatan pentas musikal di sekolah, bareng dengan Sherina Munaf yang menjadi kakak kelasnya kala Sekolah Dasar, merasa keputusan untuk bermusik tumbuh seiring proses kedewasaan yang ia jalani.
Apalagi, pengalaman gagal yang ia alami kala berusaha masuk Akademi Militer selama tiga tahun berturut-turut diakui mengajarkan banyak hal pada pengembangan karakter seorang Rifan. Pembelajaran itu yang kemudian ia terapkan dalam kariernya kini.
"Mencoba berkarier dengan ikhlas, sepenuh hati, tanpa pamrih. Jangan mengharapkan balasan apapun," kata Rifan.
Namun bukan berarti Rifan tak memiliki idealisme tersendiri atau bersedia menjalani penawaran apapun yang datang kepadanya kini.
"Kalau bermain sekarang di suatu karya seni juga harus bisa menyesuaikan apa yang saya rasa," katanya. "Saya tidak bisa memaksa [diri] melakukan yang tidak saya suka, itu beban jadinya, dan bertolak belakang dengan apa yang saya usung, yaitu soal musik yang jujur." lanjutnya.
[Gambas:Instagram]
Cinta Penggemar
Prinsip itu pula yang agaknya menjadi magnet para penggemar Rifan Kalbuadi setia bertahan sedari awal hingga kini ketika musiknya telah berevolusi.
Bemula dari media sosial sampai kini memiliki 14 ribu lebih pendengar bulanan di Spotify dan 21 ribu pengikut di Instagram per Januari 2021, Rifan memastikan ia tak memiliki jarak dengan penggemar.
Rifan mengaku masih kerap membalas komentar dari penggemarnya sendiri yang kebanyakan datang dari para remaja di kolom komen media sosial. Apalagi, bila ia mendapatkan pertanyaan yang menurutnya berbobot dan menarik untuk dijawab.
"Banyak apresiasi datang dari banyak orang, sampai sekarang masih mengalir. Kadang juga ada yang memberikan hadiah, banyak lah," kata Rifan mengenang pemberian penggemarnya selama ini.
"Kalau [pengalaman] yang buruk sejauh ini alhamdulillah enggak ada. Jangan sampai," katanya lalu tertawa.
[Gambas:Youtube]
Lalu bagaimana dengan ekspresi cinta dari para penggemar remaja putri? "Kalau yang menyatakan cinta mah banyak," jawabnya cepat lalu tertawa lepas.
"Tapi saya mengerti maksudnya, jadi tidak saya anggap serius. Ambil hikmahnya saja, kecuali sudah melewati batas dan mengganggu kehidupan pribadi saya," lanjutnya.
"Sejujurnya, saya tak segan untuk memblokir orang [di media sosial], kalau sudah melewati kehidupan pribadi saya dan mengganggu keluarga saya. Saya tidak segan untuk melakukan itu," kata Rifan, serius.
Rifan tampak paham betul watak netizen, dan mana yang perlu dibatasi demi kesehatan mentalnya. Soal kesejahteraan mental itu pula yang menjadi kepedulian dirinya dalam beberapa tahun terakhir, terutama usai kehilangan sang nenek akibat kanker pada 2018 lalu yang sempat membuat dia merasa terpuruk.
[Gambas:Instagram]
Salah satu perhatian Rifan Kalbuadi dalam bermusik adalah soal kesehatan mental, kisahnya di halaman selanjutnya..
Kesehatan Mental dan Nadin Amizah
Kepedulian Rifan soal kesehatan mental itu bisa terlihat dari musiknya, terutama pada Temporary Hours dan 5207. Bukan hanya membahas hal itu melalui musik, Rifan juga mengakui dirinya kerap berbagi minat yang sama soal kesehatan mental dengan musisi Nadin Amizah.
Sosok Nadin Amizah juga termasuk yang kerap membahas soal kesehatan mental dalam unggahan maupun karyanya, terutama ketika ia harus menghadapi berbagai gunjingan dan cercaan dari netizen di dunia maya.
"Saya sama Nadin cukup dekat. Kami teman baik banget, kami berbagi minat sama soal mental health, dan menurut saya kita harus banyak menaruh perhatian soal itu," kata Rifan.
"Cyber bullying itu dipandang sebelah mata, dan dampaknya ke individu, apalagi dalam skala Nadin yang hanya unggah sesuatu tiba-tiba jadi trending topic," lanjutnya.
[Gambas:Youtube]
"Kita perlu menangani itu. Saya jujur tak tahu bagaimana caranya, tapi saya rasa itu dari kesadaran masing-masing. Saya amat menentang cyber bullying dan saya bersama dengan mereka yang pernah mengalaminya," kata Rifan.
"Netizen kadang tidak pernah menyadari bahwa dengan jarinya bisa berdampak amat besar [kepada seseorang],"
Namun Rifan menyadari bahwa cibiran dan berbagai komentar atas dirinya adalah konsekuensi berkarier sebagai sosok penampil. Ia pun mengaku kadang kesal dengan beberapa jenis komentar tertentu, tapi ia menyebut hanya membalas hal negatif itu dengan "kebaikan dan kepala dingin".
"Saya rasa semua orang di industri yang bersedia untuk maju dan besar harus siap dengan hal seperti itu, karena enggak semua orang setuju dengan apa yang kita lakukan," kata Rifan. "Ya sudah, tidak usah ambil pusing saja,"
Sikap terus maju itulah yang kini menjadi fokus seorang Rifan Kalbuadi dalam mengarungi belantara musik Indonesia. Di tengah cita-cita terdekatnya yaitu merampungkan tesis dan mendapatkan nilai lulus yang gemilang, ia memiliki harapan besar atas kariernya sebagai musisi.
"Saya ingin menulis banyak lagu. Tetap berkarya secara jujur dan tulus, enggak lebih. Tetap fokus pada cita-cita besar untuk menjadi musisi dan musik saya didengar lebih luas lagi." kata Rifan Kalbuadi dengan mantap.
 Sikap terus maju itulah yang kini menjadi fokus seorang Rifan Kalbuadi dalam mengarungi belantara musik Indonesia. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |