Jakarta, CNN Indonesia --
Tepat 22 Juni 2021, DKI Jakarta memasuki Hari Ulang Tahun (HUT) ke-494. Tak hanya kaya dengan kulinernya yang nikmat, Jakarta juga memiliki beragam permainan tradisional yang unik dan sarat edukasi.
Menurut data dari Kemendikbud, Jakarta setidaknya memiliki 70 permainan tradisional yang tersebar di beberapa wilayah ibu kota dan sekitarnya.
Seperti permainan adu biji karet hingga adu ikan Cupang yang hingga kini masih banyak ditemui di beberapa kawasan di Jakarta. Meski telah berganti zaman, permainan-permainan tradisional tersebut masih dimainkan di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut beberapa permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak di Jakarta.
1. Adu Ikan Cupang
Anak-anak di Jakarta juga biasa bermain adu ikan Cupang (Betta sp.) Dahulu permainan ini biasa dilakukan oleh anak-anak yang tinggal di daerah pinggiran atau daerah pertanian yang banyak terdapat ikan cupang seperti, Gandaria Selatan, Cilandak, Kebayoran Lama, dan Pondok Labu.
Permainan ini sangat mudah, yakni dengan mengadu dua ikan cupang yang dimasukkan ke dalam toples berisi air. Di dalam toples itulah kedua ikan yang diadu berkelahi sampai salah satunya kalah.
Setelah persiapan selesai, ikan akan saling menyerang hingga menyebabkan luka-luka atau bahkan kematian.Adu cupang berdurasi sampai 5 jam karena ikan-ikan yang diadu tidak langsung berkelahi habis-habisan saat pertama dimasukkan ke dalam toples. Kedua ikan terlebih dahulu saling pandang dan mengembangkan sirip-siripnya sebagai persiapan.
2. Adu Biji Karet
Permaianan adu biji karet merupakan salah satu permainan tradisional yang banyak dilakukan oleh anak-anak di kawasan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur karena kawasan itu banyak ditumbuhi pohon karet. Permainan ini umumnya dilakukan di halaman atau tanah lapang.
Permainan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Inti dari permainan ini adalah mengadu kekuatan biji karet. Sebelum permainan dimulai, pemain terlebih dahulu menyiapkan biji karet andalannya untuk diadu dengan biji karet lawannya.
Biji yang retak atau pecah dinyatakan kalah. Jika kedua biji sama-sama retak, maka permainan dinyatakan seri.Selanjutnya urutan bermain dilakukan dengan cara undian dan pemenangnya berhak bermain terlebih dahulu. Cara mengadunya adalah dengan menindih biji karet lalu memukulnya dengan pangkal telapak tangan.
Baca tiga permainan tradisional lagi di halaman kedua...
3. Benteng
Permainan Benteng merupakan permainan yang hanya bisa dilakukan di tanah lapang yang luas. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai dengan delapan orang.
Kemudian, kedua grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu, pokok pohon, atau pilar sebagai benteng.
Inti dari permainan ini adalah kedua kelompok saling beradu strategi untuk menduduki benteng lawan. Caranya dengan memancing lawan agar keluar dari bentengnya untuk kemudian dikejar.
Anggota yang tertangkap saat dikejar, maka akan menjadi tawanan lawan. Namun, orang yang ditawan bisa dibebaskan oleh kawannya dengan cara disentuh. Semakin banyak anggota yang ditawan, maka semakin mudah untuk mengambil alih benteng lawan.
4. Badomba
Permainan Badomba merupakan permainan tradisional yang mengandung unsur gaib, seperti halnya permainan Jelangkung. Permainan Badomba memerlukan pawang dan seorang anak yang berfungsi sebagai "domba".
Cara bermain Badomba sangat mudah. Pemain yang bertugas sebagai pawang akan duduk di tempat yang agak tinggi. Pemain yang menjadi domba duduk di tanah sambil bersandar pada pawang.
Pawang menjepit leher "domba" sehingga kepala "domba" menyembul di antara paha pawang. Pawang meletakkan kedua telapak tangannya di kepala "domba" seraya menggoyang-goyang kepala itu.
Setelah itu, pemain lain akan beramai-ramai menyanyikan syair/mantra berulang-ulang sehingga "domba" bangkit dan mengamuk. Setelah "domba" mengamuk, maka anak-anak memberikan perintah kepada domba. Domba baru berhenti mengamuk bila pawang memanggil nama aslinya.
5. Tok Kadal
Permainan Tok kadal populer di beberapa daerah di Jakarta Timur. Permainan ini terinspirasi dari anak-anak yang kaget melihat kadal. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki yang terbagi dalam dua kelompok.
Cara permainannya sangat mudah. Kedua kelompok menentukan siapa yang jaga dan siapa yang bermain dengan suit. Kelompok yang menang bisa mulai dan yang kalah menjaga.
Kelompok yang menang akan mencongkel kayu atau bal dari lubang, lalu dipukul agar terbang setinggi dan sejauh-jauhnya. Jika kayu 'tertangkap' oleh kelompok yang jaga, maka pemain dianggap mati dan dilanjutkan pemain kedua.
Jika tertangkap, kayu tersebut dilempar ke pemukul. Apabila kayu mengenai badan pemukul maka ia dianggap mati.
Sebaliknya kalau tidak kena, permainan dilanjutkan dari awal tetapi jarak kayu dari lubang dihitung dengan menggunakan alat pukul. Kelompok yang mendapat nilai lebih banyak adalah pemenangnya.