Jakarta, CNN Indonesia --
Mahakarya, kata yang tampak tepat untuk menilai fiilm anime Spirited Away. Bagaimana tidak, sejak dirilis pada 20 Juli 2001 silam sampai sekarang, Spirited Away masih saja dipuja sebagai film anime terbaik oleh mayoritas pecinta anime.
Belum berhenti di sana, tolok ukur lain adalah berhasil memenangkan Best Animated Feature Film dalam ajang penghargaan Academy Awards 2003 alias Piala Oscar. Spirited Away menjadi film anime berbahasa non-Inggris pertama dan satu-satunya yang memenangkan Oscar.
Berbagai hal positif yang dicapai Spirited Away membuat film ini dipuji habis-habisan oleh penikmat film dan pecinta anime. Mulai dari cerita yang unik, kritik sosial serta pesan moral yang ada di dalamnya, sampai visual yang bagus untuk film anime era awal 2000-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, sebagian penikmat film dan pecinta anime menilai bahwa film yang digarap Studio Ghibli ini dipuji berlebihan. Pasalnya, ada beberapa hal dalam film ini yang tidak sempurna, atau setidaknya bisa diperdebatkan.
Salah satunya adalah Spirited Away bukan karya Hayao Miyazaki yang benar-benar terbaik. Masih ada film Nausicaa of the Valley of the Wind (1984), Porco Rosso (1992), dan Princess Mononoke (1997) yang bisa dibilang tidak kalah dari Spirited Away.
Mengutip CBR, Spirited Away dianggap sebagai karya terbaik Miyazaki karena paling terkenal baik di Jepang mau pun negara lain. Sementara karya-karya Miyazaki lain yang tidak kalah bagus tidak mendapat kesempatan serupa dengan Spirited Away.
Ada pula yang berpendapat bahwa premis Spirited Away tidak benar-benar orisinal karena serupa dengan Alice in Wonderland (1951) dan The Wizard of Oz (1939), sama-sama fokus pada anak perempuan yang tidak sengaja masuk dalam dunia magis.
Dua film tersebut bukalah film yang benar-benar digarap dari nol, melainkan adaptasi novel. Alice in Wonderland diadaptasi dari Alice's Adventures in Wonderland (1865) karya Lewis Carroll dan The Wizard of Oz diadaptasi dari The Wonderful Wizard of Oz (1900) karya L. Frank Baum.
[Gambas:Youtube]
Suara-suara sumbang menghantui Spirited Away lanjut ke sebelah...
Kemudian suara sumbang lain untuk Spirited Away adalah cerita yang cukup menyeramkan untuk penonton anak kecil. Adegan orang tua Chihiro yang berubah menjadi babi karena rakus bisa menjadi visual yang menyeramkan bagi penonton anak-anak.
Belum lagi pesan moral dan kritik sosial secara implisit yang belum tentu dimengerti penonton anak-anak bahkan dewasa. Akan menjadi percuma bila pesan moral dan kritik sosial dalam cerita yang berbelit tidak sampai ke penonton secara luas.
Akademisi Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara, Roberto Masami Prabowo, menilai bahwa pesan moral atau kritik sosial dalam sebuah anime atau kartun adalah hal yang wajar. Masalah mengerti atau tidak kritik sosial serta pesan moral di dalamnya adalah pilihan penonton, bukan kreator.
"Sebenarnya Spirited Away kan bisa dinikmati dengan berbagai cara, bisa dengan cara serius untuk membedah berbagai hal yang dibahas atau sebagai hiburan untuk ketawa-ketawa saja," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Ia kembali mencontohkan dengan kartun asal Amerika Serikat SpongeBob SquarePants. Baginya dalam kartun itu ada kritik terhadap kapitalisme lewat karakter Mr. Crab yang pelit dan mepekerjakan SpongeBob yang tergolong bocah.
SpongeBob, kata Roberto, sama saja dengan Spirited Away. Sebuah kartun atau anime dengan muatan kritik sosial yang bisa dimengerti bila penonton memilih untuk mengerti. Memilih untuk tidak memahami kritik sosial pun tak jadi masalah.
"Kalau Spirited Away mungkin lebih ke hal yang bisa dipertanyakan ya, misalnya ending yang gantung. Kita enggak pernah tahu bagaimana orang tua Chihiro bisa kembali jadi manusia. Interpretasi penonton kan bisa beda-beda," kata Roberto.
Ia melanjutkan, "Bagi saya ending film ini terlalu simple, dan sebenarnya mungkin bisa lebih dijelaskan seperti apa akhirnya. Tapi mungkin sengaja memang dibikin seperti itu karena anime Jepang biasanya enggak memberikan solusi."
Bila diperhatikan, suara sumbang yang menghantam Spirited Away bak angin yang kencang sesaat kemudian berlalu begitu saja. Film yang ditulis dan disutradarai Miyazaki ini masih saja dianggap sebagai film anime terbaik.
Hal itu setidaknya terlihat dari penilaian 97 persen dari para kritikus dan 96 persen dari penonton yang dihimpun situs agregator Rotten Tomatoes dari tahun 2002 sampai tahun ini. Mayoritas dari mereka masih saja memberikan ulasan positif meski Spirited Away sudah berusia 20 tahun.
[Gambas:Youtube]