Jakarta, CNN Indonesia --
"Sutradara anime terhebat yang masih hidup".
Itulah predikat yang disematkan mantan petinggi Pixar Animation Studios, John Lasseter, untuk Hayao Miyazaki, salah satu pendiri Studio Ghibli sekaligus orang di balik sejumlah film anime legendaris.
Predikat itu tampak wajar, Miyazaki seakan selalu bisa melahirkan film anime yang sukses, baik sebagai karya seni atau pun produk bisnis. Setidaknya itu terbukti dari lima film yang ia tulis dan sutradarai, masuk deretan 10 film terlaris di Jepang sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah Princess Mononoke yang mengantongi pendapatan sekitar US$183 juta hingga menjadi film anime terlaris di Jepang pada 1997 ketika pertama kali dirilis. Film ini juga memegang rekor film anime terlaris di Jepang sampai 2001.
Adalah Spirited Away yang merebut rekor itu dengan pendapatan sekitar US$305 juta. Film ini memegang rekor tersebut selama 19 tahun hingga akhirnya disalip Demon Slayer: Mugen Train (2020) dengan pendapatan sekitar US$363,9 juta.
Meski tak lagi berkuasa sebagai produk bisnis, Spirited Away tetap diperhitungkan sebagai produk seni. Miyazaki dan film ini masih saja mendapat pujian dari sineas dan penonton di berbagai belahan dunia, 20 tahun setelah film itu dirilis.
Spirited Away lahir dari keinginan Hayao Miyazaki membuat film untuk anak perempuan berusia 10 tahun. Keinginan itu muncul saat dirinya menghabiskan liburan musim panas di pondok milik keluarga yang berada di pegunungan bersama keluarga dan teman-temannya, anak-anak perempuan.
Ia memulai riset dengan membaca komik untuk remaja Jepang yang disebut shojo manga milik anak perempuan tersebut yang tertinggal di pondoknya. Ceritanya hanya berpusat pada hal yang berbau romantis. Sangat klise.
Cadangan
Cerita-cerita shojo manga bukanlah cerita yang diharapkan Miyazaki. Ia kemudian terpikir untuk membuat film tentang anak perempuan yang bisa menjadi sosok pahlawan dan dapat dihormati oleh anak-anak, terutama perempuan.
 Spirited Away lahir dari keinginan Hayao Miyazaki membuat film untuk anak perempuan berusia 10 tahun. (dok. Tokuma Shoten/Studio Ghibli/Nippon Television Network/Dentsu/Buena Vista Home Entertainment/Tohokushinsha Film Corporation/Mitsubishi via IMDb) |
Sejatinya, Spirited Away hanya film cadangan yang ia ajukan untuk digarap. Pengajuan film pertama yang merupakan adaptasi dari buku Kiri no Mukō no Fushigi na Machi karya Sachiko Kashiwaba. Namun pengajuan itu ditolak.
Begitu pula dengan pengajuan film kedua, soal anak perempuan yang bisa menjadi sosok pahlawan. Hingga akhirnya ia mengajukan Spitited Away soal anak perempuan berusia 10 tahun bernama Chihiro yang mengalami petualangan magis.
Hampir setiap karakter dalam Spirited Away digambar langsung menggunakan tangan. Miyazaki mengawasi langsung animator-animator yang menggarap film ini agar hasil akhir dari karakter tersebut sesuai dengan keinginannya.
Di sisi lain, ia juga mampu meredam ego pribadi ketika memutuskan untuk menghapus banyak adegan demi cerita yang lebih singkat. Bila menuruti egonya, Spirited Away bisa berdurasi lebih dari tiga jam.
Tepat pada 20 Juli 2001 akhirnya Spirited Away rilis di Jepang. Pada awal film diperlihatkan bagaimana Chihiro secara tidak sengaja masuk ke alam gaib bersama kedua orang tuanya yang kemudian berubah menjadi babi.
Chihiro harus bertahan hidup di alam gaib dengan bekerja di pemandian milik penyihir bernama Yubaba. Ia kerap mengalami kejadian aneh lantaran pemandian itu selalu dikunjungi makhluk gaib dan dewa.
Bukan hanya sekadar mengisahkan petualangan Chihiro, Miyazaki menyisipkan sejumlah pesan tersembunyi dan kritik sosial. Yang paling krusial kritik terhadap eksploitasi seksual anak di bawah umur yang pernah terjadi di Jepang lewat Chihiro.
[Gambas:Youtube]
Kisah masih berlanjut ke halaman sebelah..
Pintu Kecil di Pemandian
Akademisi Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara, Roberto Masami Prabowo, menilai kritik itu diperkuat dengan nama Yubaba yang terdiri dari kata Yu berarti pemandian dan baba berakti nenek-nenek. Yubaba berarti nenek pemilik pemandian.
Roberto menjelaskan dalam tulisannya yang bertajuk Consumerism Capitalist Perspective In Animation Film Sen to Chihiro no Kamikakushi by Hayao Miyazaki di jurnal HUMANIORA Vol. 8 No. 4 rilis Oktober 2017, bahwa kata Yu diambil dari kata Yuya dengan hiragana 湯屋 yang berarti pemandian khusus untuk lelaki.
Penulisan 湯屋 dianggap terlalu vulgar bagi penonton anak-anak sehingga tulisan hiragana pada gerbang pemandian Yubaba diubah menjadi 油屋 yang bisa dibaca Yuya atau Aburaya. Arti dari kata kata hiragana itu pun menjadi sedikit berbeda.
Kata Yuya yang semula berarti pemandian berubah menjadi aburaya berarti rumah minyak. Pada Spitited Away yang terdapat di layanan streaming Netflix kata 油屋 hanya diterjemahkan dengan kata minyak, bukan rumah minyak.
 Spirited Away berlatar di sebuah bisnis pemandian. (dok. Tokuma Shoten/Studio Ghibli/Nippon Television Network/Dentsu/Buena Vista Home Entertainment/Tohokushinsha Film Corporation/Mitsubishi via IMDb) |
"Yuya itu bukan pemandian biasa, laki-laki yang mandi bisa dapat service dari pekerja perempuan yang disebut Yuna, dalam hiragana bisa juga dibaca Yujo. Ya Yuya ini seperti pemandian plus plus," kata Roberto saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu
Miyazaki sendiri merasa bahwa pemandian adalah tempat yang misterius. Ia pernah mendatangi sebuah tempat pemandian dan merasa penasaran ketika melihat pintu kecil di dekat salah satu bak mandi.
Rasa penasaran itulah yang kembangkan dengan imajinasi dan bumbu kritik sosial hingga menjadi Spirited Away.
Magnet Pengunjung
Sebagaimana dilaporkan Time Out, salah satu pemandian tertua di Jepang bernama Dogo Onsen menjadi inspirasi desain pemandian Yubaba. Bagian bangunan yang terlihat paling menjadi inspirasi adalah atap tempat pemandian.
Kemudian jembatan berwarana merah menuju pemandian Yubaba terinspirasi dari jembatan di pemandian bernama Shima Onsen. Pekerja Shima Onsen mengatakan bahwa Miyazaki sempat menginap di sana saat menggarap Spirited Away
"Dampak Spirited Away itu besar banget, sampai sekarang itu masih banyak orang yang datang ke pemandian itu. Orang juga banyak yang datang ke jembatan itu, ya padahal jembatan doang," kata Roberto.
[Gambas:Photo CNN]
Jelas semua itu tidak lepas dari pengalaman puluhan tahun Miyazaki dalam industri anime dan manga. Persis seperti yang dijelaskan dalam biografi bertajuk Hayao Miyazaki: Japan's Premier Anime Storyteller (2012) yang ditulis Jeff Lenburg.
Hayao Miyazaki mulai terjun di dunia anime dan manga sejak tahun 1963 saat berusia 22 tahun. Awalnya ia bekerja di Toei Animation dan terlibat dalam sejumlah film anime sebelum ikut mendirikan Studio Ghibli pada tahun 1985 silam.
Meski mendapat predikat sutradara anime terhebat, pria yang kini berusia 80 tahun itu sebenarnya tidak suka karyanya disebut sebagai anime. Ia menyebut karyanya animasi atau film manga. Baginya, anime adalah konten audio visual yang dibuat terburu-buru dengan kualitas rendah.
Miyazaki juga tetap menginjak tanah ketika ia dan karyanya dihujani puja-puji. Bahkan sebenarnya ia tidak suka dipuji depan publik. Ia kerap tampil dengan pembawaan yang rendah hati dan bercanda di depan publik, seperti ketika menghadiri San Diego Comic-Con pada 2009.
"Proses saya adalah berpikir, berpikir, dan berpikir -- memikirkan cerita saya dalam waktu yang lama. Bila kalian memiliki cara yang lebih baik, beri tahu saya," ujar Miyazaki sembari tersenyum menjawab proses penggarapan film anime yang selalu sukses, dikutip dari Los Angeles Times.
[Gambas:Youtube]