Jakarta, CNN Indonesia --
Ismail Marzuki ditampilkan sebagai Google doodle pada hari ini (10/11) dalam rangka merayakan Hari Pahlawan. Sang maestro musik tersebut terlihat sedang memainkan biola di pundaknya.
Ismail Marzuki merupakan ikon Betawi dan Cikini yang lahir pada 11 Mei 1914. Ia dibesarkan sang ayah, Marzuki, dengan penuh harapan dan cita-cita karena kedua kakaknya tidak berumur panjang.
Tak hanya itu, sang ibu pergi untuk selamanya saat Ismail berusia tiga bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, Marzuki menyekolahkan Ismail di Hollandsh Indlandshe School, sekolah Belanda yang menjadi unggulan di masa itu.
Menurut sejarawan mendiang Alwi Shahab dalam Ismail Marzuki, Santri yang Melegenda Lewat Lagu Perjuangan yang diterbitkan pada 25 September 2016, pendidikan yang diterima Ismail Marzuki membawa andil besar pada pola pikir Ismail Marzuki.
"Ia menjadi sosok Islam moderat dengan istiqomah menggali dan mengamalkan Islam serta sekaligus mendalami seni," ujar Alwi, Mei 2018.
Dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman (2014), Ninok Leksono mengatakan harmonika menjadi salah satu alat musik yang dikuasai Ismail awal-awal, dan berpindah ke alat musik lainnya setelah itu.
Hingga akhirnya, Ismail tercatat menguasai delapan alat musik, yakni harmonika, mandolin, gitar, ukulele, biola, akordeon, saksofon, dan piano. Kemampuan itu dimiliki setelah berlatih empat hingga lima jam setiap hari.
Lanjut ke sebelah...
Ismail Marzuki mampu menciptakan lagu pertamanya, O Sarinah, pada usianya 17 tahun, atau pada 1931. Bakat dan ketenaran Ismail cemerlang saat ia bergabung dengan Lief Java pada 1936, atau pada 22 tahun.
Lewat musik pula, Ismail bertemu dengan Eulis, seorang biduan orkes asal Bandung nan terkenal, yang kemudian dipinang pada 1940.
Selain Eulis, Indonesia juga menjadi salah satu inspirasi Ismail Marzuki dalam menulis lagu. Sekitar sembilan dari 337 lagu yang dibuat Ismail Marzuki dijadikan lagu wajib nasional karena dinilai mampu meningkatkan rasa nasionalisme.
Beberapa lagu karya Ismail Marzuki yang dijadikan lagu wajib nasional adalah Indonesia Pusaka, Ibu Pertiwi, Gugur Bunga, dan Sepasang Mata Bola.
Sosok Ismail Marzuki kemudian menjadi inspirasi nama pusat kebudayaan yang digagas oleh Gubernur DKI pada 1968, Ali Sadikin. Ia pun memilih lahan bekas Kebun Binatang Cikini beralamat Jalan Cikini Raya Nomor 73.
Taman Ismail Marzuki merupakan sebuah pusat kesenian yang lengkap, mulai dari pendidikan, pelatihan, pengembangan, pencarian inspirasi, hingga penyajian, dan terpadu dalam satu lokasi sehingga mampu menjadi ikon dari Jakarta.
Di lokasi ini, pengunjung dapat menikmati sebagian karya dan peninggalan Ismail Marzuki yang diserahkan oleh pihak keluarga sang maestro ke pengelola TIM pada 2008 silam.
Selain menjadi ikon dan dimonumenkan, karya dan perjuangan Ismail Marzuki dalam mengharumkan nama bangsa membuahkan gelar pahlawan nasional pada tanggal 5 November 2004.
[Gambas:Video CNN]