Beberapa daerah di Indonesia hanya dalam beberapa bulan terakhir sudah kebanjiran banyak konser dan festival musik, baik skala lokal maupun internasional.
Keriuhan konser itu ditandai beberapa acara konser dan festival musik hanya berselang sepekan atau bahkan berlangsung dalam periode yang sama, seperti Pestapora 2002 dan We The Fest 2022.
Para penonton pun seolah-olah dibanjiri dengan berbagai jadwal konser, yang sudah pasti menggoda keinginan banyak masyarakat untuk merogoh kocek yang tak sedikit. Meski begitu, konser pun tetap ramai didatangi penonton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya lihat, tentu itu adalah bentuk euforia dari dampak pascapandemi, saat para penikmat festival itu terkungkung selama sekitar 2,5 tahun," kata pengamat musik Wendi Putranto saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
"Bagi saya, pertunjukan musik, terutama bagi orang Jakarta dan penduduk kota metropolitan lain di Indonesia, bukan lagi soal kebutuhan primer atau sekunder. Itu sudah menjadi kebutuhan intangible," kata Wendi.
Para festival itu pun bukan hanya pemain lama seperti WTF atau Synchronize Fest, tetapi juga pemain baru seperti Pestapora. Sehingga, bisnis industri konser musik tampak begitu amat bergairah.
Akan tetapi, keriuhan dan gairah geliat konser musik di Indonesia tercoreng dengan sejumlah keributan bahkan hingga menjadi pembahasan di media sosial.
![]() |
Misalnya, ketika penggemar grup asal Korea, SEVENTEEN, yang mengamuk kepada promotor Mecimapro terkait pelaksanaan konser Be The Sun Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Mecimapro pun menuai banyak kritikan dari penggemar Super Junior, ELF, saat idola mereka konser sebelum keriuhan penggemar SEVENTEEN.
Selain penggemar Kpop, para fan Westlife juga misuh-misuh karena konser idola mereka di Yogyakarta berlangsung dalam gelap karena hujan. Akibatnya, promotor Rajawali Indonesia memutuskan mengganti uang pembelian tiket para penonton.
Itu baru konser dengan skala internasional. Beberapa video keluhan para penonton festival-festival musik lokal di daerah juga seliweran di TikTok. Misalnya ketika pengunjung Playlist Festival di Bandung mengeluhkan macet hingga venue yang becek.
Untuk alasan cuaca yang disebut menjadi dalang kekacauan konser di Indonesia beberapa waktu terakhir, Wendi menilai tata letak panggung dan segala risikonya seharusnya sudah diterangkan kepada pihak manajemen artis.
"Kan itu panggungnya tanpa atap, yang mana kalau hujan akan berbahaya untuk urusan kelistrikan juga. Nah itu seharusnya bisa diantisipasi sebelumnya," kata Wendi.
Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah, apakah promotor Indonesia belum siap menghadapi banjir euforia akan konser pascapandemi?
@jagalahhatijangankau guess stars dan set panggungnya sih bagus, tapi soal ngatur antrian? hahahaha, udah tau venue kecil, penonton overload, kok gak ada pengaturan antrian sama sekali~ konser belom pegel udah. Panitianya jg kasian mukanya udah pada lesu kayak keliatan chaosnya. Hadeh. #festivalplaylistbandung #playlistfestival #playlistfestival2022 #playlistfestivalbandung ♬ 破烂的洗衣机 - HanYang
Terkait hal itu, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), Dino Hamid dalam kesempatan terpisah mengakui bahwa ada kekagetan dari para pelaku industri pertunjukan musik dalam menjemput antusiasme masyarakat.
"Karena kan dulu timnya mungkin udah ada yang enggak terlibat lagi di industri ini. Bisa jadi juga kondisi lapangannya berubah karena sekarang harus lebih taat prokes. Dari pembiayaan mungkin juga sekarang ada peningkatan, ada banyak faktor," kata Dino Hamid.
"Jadi mungkin kalau bicara faktor, kondisi saya sih ada kagoknya. Kagoknya, wah setelah dua tahun berhenti, kita buat acara yang ribuan (penonton)," lanjutnya.
Dino menyoroti satu hal dalam konser yang bila tidak berjalan beriringan, bisa menimbulkan masalah seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, yaitu kemampuan promotor dan penonton dalam mengelola ekspektasi.
Ketika keinginan penonton tak bisa diakomodir dengan baik oleh promotor, tentu akan menimbulkan komplain. Namun ketika penonton juga terlalu berekspektasi tinggi, kekecewaan jadi hal yang niscaya terjadi.
Lanjut ke sebelah...