LAPORAN INTELIJEN SENAT

Thailand: Tidak Ada Penjara Siksa Hambali

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 19:14 WIB
Pemerintah Thailand membantah memiliki penjara rahasia yang digunakan CIA menyiksa tersangka-tersangka teroris yang ditangkapnya, termasuk Hambali. 
Laporan Senat menyebutkan tersangka teroris disiksa oleh CIA selain di penjara Guantanamo, juga di berbagai penjara rahasia. (Getty Images/Petty Officer 1st class Shane T. McCoy/U.S. Navy
Bangkok, CNN Indonesia -- Thailand membantah mengijinkan Amerika Serikat menahan atau menyiksa tersangka teroris di wilayahnya seperti yang tulis laporan Senat bahwa CIA penjara rahasia CIA di negara ini.

"Kami tidak pernah mengijinkan Amerika mempergunakan wilayah kami untuk menahan atau menyiksa dan tidak pernah ada permintaan seperti itu," ujar Paradorn Pattanathbutr, mantan ketua Dewan Keamanan Nasional yang sekarang menjadi penasehat Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, kepada kantor berita Reuters.

Laporan Senat AS ini tidak menyebutkan negara-negara tempat agen CIA melakukan penyiksaan yang meliputi larangan tidur, simulasi eksekusi mati dan simulasi tenggelam atau "water boarding."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Thailand berulang kali menyangkal dugaan bahwa CIA mengoperasikan satu penjara rahasia di negara itu, meski banyak laporan media internasional dalam satu dekade terakhir mengutip para pejabat intelijen AS yang menyebut negara itu menjadi lokasi tempat yang disebut sebagai lokasi gelap.

"Kami mengkonfirmasi bahwa tidak ada penjara rahasia, ujar Suwaphan Tanyuvardhanam, menteri di kantor Perdana Menteri.

"Tidak pernah ada kasus mengenai tahanan seperti ini. Hal tersebut telah dibicarakan selama bertahun-tahun dan kami tidak pernah melakukan kegiatan ilegal berdama AS," ujar Suwaphan.

Laporan Senat AS merinci peran pihak berwenang Thailand dalam menangkap Hambali di Ayuthaya, Thailand pada 2003.

Hambali adalah ketua Jemaah Islamiah, kelompok militan yang terkait dengan al Qaeda dan diduga terlibat dalam serangan 11 September 2001, serta pengemboman klub malam di Bali setahun kemudian yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Penangkapan Hambali seringkali disebut-sebut oleh komunitas intelijen AS sebagai bukti bahwa interogasi dengan kekerasan bisa menghasilkan sesuatu, meski laporan senat mengutip kepala CIA yang mengatakan bahwa badan ini "kebetulan" saja menangkap Hambali.

Laporan ini mengatakan bahwa bukan interogasi CIA yang berhasil menangkap Hambali, tetapi lewat pengawasan surat elektronik dan informasi dari sumber CIA, dan hasil penyelidikan aparat Thailand.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER