Warga Filipina Tewas dalam Serangan Roket di Libya

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 07:08 WIB
Seorang warga Filipina tewas dan delapan orang lain terluka ketika sebuah roket menghantam kota Zawiya di barat Libya.
Akibat kedua belah pihak bertikai, kilang minyak yang menghasilkan puluhan ribu barel per hari di Libya beberapa kali menjadi korban. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang warga Filipina tewas dan delapan orang lain terluka ketika sebuah roket menghantam kota Zawiya di barat Libya, kata seorang pejabat Libya pada Senin (30/2).

Sebuah sumber di pasukan aliansi pemerintah Libya yang diakui secara internasional, berbasis di Libya timur, membantah klaim oleh pejabat di Tripoli—yang dikendalikan oleh pemerintah rival—bahwa pasukan dari timur yang telah menembakkan roket Grad ke arah Zawiya atau sebuah kilang minyak.

Libya terjerumus dalam konflik antara kedua pemerintah, yang bersekutu dengan kelompok-kelompok kecil, bersaing untuk menguasai negara produsen minyak itu, empat tahun setelah tersingkirnya Muammar Gaddafi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohamed Khadrawi, walikota Zawiya, sebuah kota sebelah barat Tripoli, mengatakan mereka yang terluka termasuk tiga warga Filipina, satu warga Afrika dan empat warga Libya.

Dia mengatakan roket Grad mendarat di dekat mobil para pekerja asing yang dalam perjalanan pulang setelah bekerja pada Minggu malam.

Wilayah Zawiya telah menjadi tempat pertempuran antara faksi yang bertikai sejak pemerintah resmi mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah melancarkan serangan militer untuk "membebaskan" Tripoli bersama dengan para suku dari Libya barat.

Perdana Menteri resmi Libya, Abdullah al-Thinni, bekerja dengan kabinetnya dari wilayah timur sejak kehilangan kendali atas Tripoli pada Agustus tahun lalu, mengatakan kepada televisi al-Arabiya pasukannya hanya berada 24 km di sebelah barat dari Tripoli.

Dia mengatakan situasi di Yaman, saat pesawat tempur dari Arab Saudi dan sekutu Arab menyerang gerilyawan Muslim Syiah yang mencoba menggulingkan Presiden Yaman, sebanding dengan Libya.

"Tapi masyarakat internasional belum menyadari bahwa kami sudah meminta intervensi militer dari awal,” kata dia.

Masing-masing pihak saling menyerang satu sama lain dengan pesawat tempur. Pada September, sebuah roket Grad menghantam tangki penyimpanan kilang yang menghasilkan 120 ribu barel per hari di Zawiya, yang memasok bahan bakar bagi Tripoli dan Libya barat. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER