Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Keamanan PBB mengutuk rangkaian kekerasan yang sering terjadi pada jurnalis di seluruh dunia dan menuntut diakhirinya impunitas atau pengampunan terhadap pelakunya.
Keputusan tersebut dilakukan sebagai bentuk resolusi agar tidak ada lagi jurnalis yang diculik dan disandera terutama yang berada di wilayah konflik.
Resolusi tersebut disusun oleh Presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini, Lithuania. Menteri Luar Negeri Lithuania, Linas Linkevicius juga bertindak sebagai pemimpin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mariane Pearl, seorang jurnalis dan istri dari reporter Wall street Journal yang dipenggal oleh militan Pakistan pada 2012 mengatakan kepada 15 anggota negara DK bahwa ini adalah “masa-masa sulit untuk profesi kami.”
"Pada 2014, impunitas terhadap kasus pembunuhan jurnalis mencapai 96 persen dan 4 persen sisanya mendapatkan keadilan parsial," kata Mariane.
"Kami telah menjadi target, kelompok pemberontak tidak lagi menggunakan wartawan untuk mengirimkan berita melainkan menculik mereka untuk membuat berita. Mereka memperlakukan kami sebagai musuh dan mata-mata. Inilah kenyataannya,” ujar Mariane.
Badan pemantau kebebasan jurnalis, Reporter Without Borders mengatakan 66 reporter tewas pada 2015, 25 jurnalis tewas sejak awal tahun ini dan lebih dari 700 jurnalis tewas selama satu dekade terakhir.
Anggota DK dan PBB yang lain merujuk pada pemenggalan jurnalis Barat oleh militan ISIS, yang telah menguasai banyak wilayah di Suriah dan Irak, sebagai contoh kekerasan terhadap jurnalis.
"Suriah terus menjadi tempat paling mematikan bagi jurnalis, setidaknya 80 jurnalis tewas di Suriah sejak konflik dimulai pada 2011. Tempat kedua dan ketiga ditempati oleh Irak dan Ukraina,” kata Linkevicius.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Jan Eliasson mengingatkan anggota dewan bahwa jurnalis lokal menghadapi resiko paling tiggi.
"Kita tidak boleh lupa sekitar 95 persen pembunuhan jurnalis di konflik bersenjata melibatkan jurnalis lokal, namun tidak banyak diangkat,” menurut dia, dibanding jurnalis Barat yang dibunuh oleh ISIS.
Selain Suriah dan Irak, kekerasan juga terjadi di wilayah lainnya seperti Iran, Rusia dan Ukraina. Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, menambahkan Ethiopia dan Azerbaijan juga menjadi negara yang beresiko bagi jurnalis.
(stu)