Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Finlandia, Juha Sipilia, membuka pintu rumahnya sendiri bagi para pencari suaka.
Kepada lembaga penyiaran nasional YLE, Sipila mengatakan bahwa sejak awal tahun ini, rumahnya yang terletak di Kempele, utara Finlandia, memang terbuka bagi pencari suaka.
Sipila pun mengajak semua warga Finlandia untuk menunjukkan solidaritas kepada para pengungsi yang ingin hijrah ke Eropa demi meninggalkan perang dan kemiskinan di tanah airnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjabarkan bahwa Uni Eropa ingin upaya meredistribusi 120 ribu pencari suaka yang datang ke Yunani, Italia, dan Hungaria harus ditangani secara sukarela. Sipila berharap Finlandia dapat menjadi contoh bagi negara lain.
Sepaham dengan Sipila, Perdana Menteri Polandia, Ewa Kopacz, mengatakan bahwa negaranya dapat menampung maksimal dua ribu imigran.
"Jumlah dua ribu sudah mencapai batas cukup. Kami siap untuk mengurus kelompok sebesar itu," katanya seperti dikutip Reuters.
Namun, Kopacz menekankan bahwa jumlah tersebut merupakan plafon tertinggi yang dapat ditampung oleh negaranya.
"Kami berkomitmen untuk solidaritas, tapi solidaritas yang bertanggung jawab. Kami tidak ingin solidaritas yang melebihi batas kemampuan dan kami pikir itu adalah bentuk tanggung jawab solidaritas harus disesuaikan dengan kemampuan negara tanpa menimbulkan destabilisasi," katanya.
Sementara itu, antrean panjang bus yang dipenuhi imigran meninggalkan Budapest, Hungaria, menuju Austria pada Sabtu (5/9). Hungaria menyerah dan akhirnya mengizinkan imigran untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Pemerintah Hungaria mengatakan akan memberikan sekitar 100 bus untuk menjemput imigran di Budapest, sementara sekitar 1.200 lain melangkah di jalan utama menuju Wina, Austria. Rombongan pejalan kaki ini berteriak “Jerman, Jerman!”
Pemerintah Hungaria mengizinkan mereka naik bus ke negara selanjutnya karena kekhawatiran akan keamanan menyusul pembatalan kereta dan bentrok imigran dengan polisi anti huru-hara.
Sementara itu, ratusan imigran masih membeludak di kamp di perbatasan Hungaria dengan Serbia pada Jumat, banyak yang melarikan diri. Mereka kabur lewat kereta, berjalan kaki menyusuri jalan utama, dan berlari dari kejaran polisi anti hura-hara.
(ama/utw)