AS Kendurkan Sanksi Perdagangan Terhadap Myanmar

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2015 05:27 WIB
AS untuk sementara mengendurkan pembatasan perdagangan terhadap Myanmar untuk mendukung pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh partai Aung San Suu Kyi.
AS untuk sementara mengendurkan pembatasan perdagangan terhadap Myanmar untuk mendukung pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh partai Aung San Suu Kyi. (Reuters/Jorge Silva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat untuk sementara mengendurkan pembatasan perdagangan terhadap Myanmar dengan mengizinkan semua pengiriman melalui pelabuhan dan bandara selama enam bulan. Langkah ini dilakukan AS dalam upaya mendukung partai oposisi yang memenangi pemilu multi-partai demokratis pertama yang digelar November lalu.

Perubahan kebijakan AS ini diterapkan menyusul kemenangan besar partai Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD, pimpinan Aung San Suu Kyi. Kebijakan ini bahkan berlaku untuk semua pelabuhan dan bandara yang dikendalikan oleh entitas yang berada dalam daftar hitam AS.

Ini bukan kali pertama AS melakukan pengenduran sanksi untuk mendukung transisi pemerintahan Myanmar menuju demokrasi setelah puluhan tahun berada dalam kekuasaan junta militer. Para pejabat AS juga mulai mencabut sanksi terhadap negara itu setelah pemerintah semi-sipil terbentuk pada 2011.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pejabat AS mengakui pada Senin (7/12) bahwa sisa sanksi AS terhadap warga Myanmar yang memiliki hubungan dengan militer berujung pada tertundanya puluhan pengiriman.

Bulan lalu, Reuters melaporkan bahwa bank-bank utama AS, seperti Citigroup, Bank of America dan PNC Financial tak lagi memberikan dukungan mereka terhadap perdagangan Myanmar setelah menemukan bahwa pelabuhan Asia World, salah satu terminal pengiriman paling penting di negara itu, dikendalikan oleh seorang pengusaha yang termasuk dalam daftar hitam AS.

Para eksportir menggunakan pembiayaan perdagangan dari bank untuk memastikan mereka mendapat bayaran setelah pengiriman tiba. Penarikan uang dari bank menyebabkan penurunan tajam dalam pengiriman AS ke Myanmar.

"Kini mulai meningkat," kata seorang pejabat senior AS yang tak dipublikasikan namanya. "Tidak hanya bank-bank AS tetapi juga eksportir negara ketiga dan lembaga keuangan dunia ketiga mulai menahan perdagangan yang memasuki dan keluar dari Burma," kata pejabat itu, menggunakan nama lain Myanmar, Burma.

Para pejabat memperingatkan bahwa meski terjadi pengenduran kebijakan soal pembiayaan pengiriman, seluruh bank masih dilarang melakukan bisnis secara langsung dengan perusahaan Myanmar yang terkena sanksi.

Pejabat pemerintah senior lainnya mengatakan langkah ini akan menjadi dorongan bagi partai Suu Kyi, dan "berpotensi menjadi hal yang paling penting yang dapat kita lakukan di bidang ekonomi untuk memberikan ruang bagi NLD untuk bernafas ketika membentuk pemerintahan selama beberapa bulan ke depan."

Pejabat tersebut menyatakan pembekuan bank di banyak perdagangan Myanmar dengan Barat memberikan pukulan telak bagi warga Myanmar.

"Anda coba bayangkan perjuangan para petani padi Myanmar yang sedang mencoba agar beras mereka dapat keluar dari pelabuhan Asia World," ujar pejabat tersebut.

"Transaksi perdagangan diterapkan dan beras jadi membusuk di dermaga," ujarnya.

Beberapa tahun setelah AS mulai mengangkat sejumlah sanksi perdagangan terhadap Myanmar, lebih dari 100 individu dan perusahaan tetap berada di dalam daftar hitam AS dan dikenai sanksi. Beberapa di antaranya merupakan pelaku usaha terbesar di negara itu, mempersulit perusahaan Barat untuk mendapatkan keuntungan.

Para pejabat AS berencana untuk mempertimbangkan perpanjangan pencabutan sanksi sementara selama beberapa bulan ke depan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER