Sepuluh Militan ISIS Menyerahkan Diri ke Pasukan Afghanistan

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 26 Feb 2016 19:03 WIB
Sepuluh militan ISIS menyerahkan senjata kepada pasukan pemerintah Afghanistan untuk pertama kalinya sejak kelompok tersebut menjejakkan kaki di negara itu.
Ilus
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepuluh militan ISIS menyerahkan senjata kepada pasukan pemerintah Afghanistan untuk pertama kalinya sejak kelompok tersebut menjejakkan kaki di negara itu.

"Untuk pertama kalinya, 10 militan ISIS, termasuk dua komandan mereka, bersama dengan amunisi mereka ikut serta dalam perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan," demikian pernyataan resmi kantor Gubernur Provinsi Nangarhar, tempat penyerahan diri terjadi.

Sejak setahun lalu, ISIS memang mulai mencoba menancapkan benderanya di Afghanistan. Mereka bahkan menyerbu Taliban demi merebut Provinsi Nangarhar. Belakangan, mereka juga harus menghadapi gempuran tentara Afghanistan dan NATO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komite Perdamaian Provinsi Nangarhar, Malik Nazir, mengatakan bahwa kesepuluh militan ISIS tersebut selama ini aktif di ibukota Provinsi Nangarhar, Jalalabad, dan sekitar perbatasan Pakistan.

Agar mereka tak kembali bergabung dengan ISIS, pemerintah Afghanistan akan menyediakan fasilitas bagi orang yang menyerahkan diri.
"Kami akan menyediakan pengamanan yang baik dan kesempatan bekerja bagi orang yang menyerahkan diri, juga menyediakan fasilitas dasar sehingga mereka tidak akan bertempur lagi," ucap Wakil Gubernur Nangarhar, Mohammad Hanif Girdiwal, seperti dikutip AFP, Kamis (25/2).

Salah satu militan ISIS yang menyerahkan diri, Zeitoun, mengaku senang dapat turut serta dalam perundingan damai.

"Senang bergabung dengan perundingan damai. Saya sudah melakukan perlawanan terhadap pemerintah dalam ISIS selama sembilan bulan," katanya.

Selain militan ISIS, 14 anggota Taliban juga menyerahkan diri kepada pemerintah.

Di Afghanistan sendiri, banyak anggota Taliban yang akhirnya berbaiat kepada ISIS karena kecewa dengan kepemimpinan di kelompok sebelumnya.
Dengan kekuatan yang terus berkembang, ISIS di Afghanistan mulai unjuk gigi. Namun, gempuran balik dari tentara Afghanistan dan serangan drone Amerika Serikat berhasil menahan laju perkembangan ISIS di Afghanistan.

Sekitar satu bulan lalu, Presiden AS, Barack Obama, memeberikan kewenangan bagi tentara negaranya untuk menyerang para jihadi ISIS.

Seperti diberitakan CNN, keputusan ini diambil setelah Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan pernyataan bahwa ISIS di Afghanistan dan Pakistan merupakan Organisasi Teroris Asing.

Pelabelan organisasi teroris tersebut merujuk pada kelompok yang disebut oleh AS sebagai ISIS-K (ISIS-Khorasan). Kelompok ini merupakan sayap ISIS di Afghanistan dan Pakistan.

ISIS-K diyakini sebagai dalang dari beberapa pembunuhan, serangan bersenjata, dan penculikan warga sipil serta pemerintah Afghanistan.

Kelompok ini terbentuk pada Januari 2015, ketika mengaku setia kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Hingga kini, belum jelas berapa banyak kelompok yang mendukung ISIS-K. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER