Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamiddi, mengatakan bahwa kelompok militan ISIS sempat merencanakan penculikan dirinya juga Perdana Menteri Najib razak dan Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein.
"Kami mendeteksi rencana untuk menyerang beberapa lokasi di Kedah, Kuala Lumpur, dan Putrajaya, untuk mencuri senjata dari kamp tentara, membuat peledak, merampok uang di mobil transit juga rencana menculik pemimpin-pemimpin negara untuk tebusan," ujar Zahid seperti dikutip
The Malaysian Insider, Selasa (8/3).
Zahid kemudian menuturkan bahwa kini pemerintah Putrajaya sudah melakukan beberapa upaya menggempur ISIS, termasuk berbagi informasi dengan negara-negara ASEAN untuk mengidentifikasi tersangka teroris.
"Kami juga akan menerapkan Sistem Pemeriksaan Ketat Penumpang (APPS) untuk mendeteksi dini tersangka warga asing untuk masuk ke Malaysia," ucap Zahid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, menurut Zahid, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) juga sudah memonitor propaganda ISIS di berbagai jejaring sosial.
Tak lama setelah berita ini dilansir, laman The Malaysian Insider langsung dibanjiri olokan pembaca terhadap Zahid dan para petinggi negara yang dikabarkan menjadi target penculikan ISIS. Ejekan ini menjadi salah satu bukti menurunnya popularitas Najib di tengah kasus dugaan korupsi yang menderanya.
"OMG Kesempatan terbuang sia-sia untuk semua warga Malaysia. Semoga mereka [ISIS] berhasil di lain waktu," tulis seorang netizen dengan akun bernama Jack Sheet.
Sementara itu, pemegang akun Kwancehong mengatakan, "Harus menangis atau tidak? Mereka akan lebih aman di penjara!"
Namun, pengguna akun Nadaire mengatakan bahwa kabar ini mungkin dapat menjadi hal yang baik. "Jika ia diculik, ia tidak bisa menjawab pertanyaan mengenai 1MDB lagi. Dia menang, Malaysia menang!"
Najib menghadapi tekanan berkelanjutan untuk mengundurkan diri sejak pertengahan tahun lalu karena dituduh terlibat dalam skandal keuangan 1MDB.
Media Amerika Serikat,
Wall Street Journal, melaporkan adanya aliran dana sebesar hampir US$700 juta (Rp9,2 triliun) ke rekening pribadi Najib. Laporan terbaru menyebutkan aliran dana yang lebih besar, yakni lebih dari US$1 miliar (Rp13,2 triliun).
Najib membantah bahwa dia menggunakan dana itu untuk kepentingan pribadi. Komisi Anti-Korupsi Malaysia dan Jaksa Agung Malaysia juga menyatakan Najib bersih dari tuduhan korupsi.
(stu/stu)