Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, terpaksa membatalkan kampanyenya di University of Illinois, Chicago, pada Jumat (11/3) malam karena masalah keamanan setelah kericuhan massa terjadi.
Seperti dilansir
Reuters, suasana menjelang kampanye mulai kacau ketika ribuan orang yang membanjiri arena tiba-tiba terbagi menjadi dua kubu, yaitu pendukung Trump dan pembencinya.
Dengan kondisi ricuh, acara sempat molor setengah jam hingga akhirnya salah satu staf Trump naik ke atas panggung dan mengatakan bahwa kampanye ditunda karena alasan keamanan. Tak lama, tim kampanye mengabarkan bahwa acara akan diselenggarakan di hari yang belum ditentukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mendengar pengumuman tersebut, massa mulai bersorak dan bernyanyi. Kerusuhan pun pecah. Poster-poster direbut dari tangan para pendukung dan polisi berusaha memecah massa.
Namun, gemuruh suara dari para pembenci Trump terus menggema. "Kami menolak Trump! Kami membuang Trump," teriak mereka sambil memasuki arena kampanye.
Teriakan tersebut lantas dibalas oleh para pendukung Trump yang bersorak, "Kami ingin Trump! Kami ingin Trump!"
Sementara itu, di luar arena kampanye terdengar teriakan massa, "Kami menutup acara ini! Kami menutup acara ini!"
Selama masa kampanye, Trump memang kerap melontarkan komentar kontroversial yang membelah warga AS menjadi dua kubu. Kaum konservatif terkadang setuju dengan pernyataan Trump. Namun, banyak warga juga tak suka dengan berbagai komentar Trump yang terkesan rasis dan anti-Muslim.
Lihat juga: Daerah Mayoritas Islam AS Pilih Capres Yahudi dan Anti-MuslimPara aktivis di Chicago sendiri sebenarnya sudah sejak sepekan lalu menyusun strategi untuk mengganggu jalannya kampanye Trump di daerah mereka.
Salah satu kelompok aktivis yang hadir dalam kampanye di Illinois University ini adalah Showing Up for Racial Justice. Mereka mengoordinasikan kelompok mahasiswa minoritas di kampus-kampus lokal melalui jaringan komunikasi surat elektronik dan aplikasi pesan singkat.
Salah satu pengurus gerakan ini, Nathaniel Lewis, mengaku terkejut dengan keberhasilan mereka membatalkan kampanye Trump ini.
"Saya senang. Saya merasa damai karena kami datang sebagai kolektif. Kami tak menyangka ini akan terjadi. Ini menunjukkan kekuatan persatuan," ujar Lewis kepada
Reuters.
Berbicara kepada
MSNBC setelah pembatalan acara ini, Trump mengatakan bahwa ia sudah bertemu dengan aparat keamanan ketika tiba di Chicago. Meskipun acara masih mungkin diselenggarakan, ia tetap mengambil "keputusan bijak" untuk menunda kampanyenya demi keselamatan semua orang.
Lihat juga: Pendukung Donald Trump Pukul Pemrotes Kulit HitamKetika ditanya apakah kampanye Trump selanjutnya akan terus diwarnai kekerasan, pebisnis ini mengatakan bahwa sebenarnya para pendukungnya ingin melakukan aksi damai. Namun, upaya itu kerap digagalkan oleh kelompok-kelompok yang tak sepaham dengannya.
"Anda bahkan tidak dapat melakukan kampanye di kota besar di negara ini lagi. Hingga saat ini, kami tidak memiliki masalah apa-apa," ucap Trump.
Kampanye Trump belakangan ini memang kerap dihadiri oleh para pembencinya. Sebelum bertolak di Chicago, Trump berkampanye di Missouri. Baru berbicara 10 menit, sekelompok pembencinya mulai mengganggu.
Setelah satu jam terus diganggu, Trump akhirnya memerintahkan kelompok orang itu untuk diusir dari arena kampanye.
"Jujur saja, ini justru menambah rasa [dalam kampanye ini]. Semuanya jadi lebih menari. Bukankah ini lebih baik daripada mendengarkan pidato panjang yang membosankan?" kata Trump.
(tyo)