Pemerintah Bersatu Libya Optimistis Dapat Usir ISIS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 05 Jun 2016 10:27 WIB
Kepala pemerintahan bersatu Libya tengah berupaya menyatukan berbagai faksi bersenjatanya untuk memberantas kelompok militan ISIS di negara itu.
Kepala pemerintahan bersatu Libya tengah berupaya menyatukan berbagai faksi bersenjatanya untuk memberantas kelompok militan ISIS di negara itu. (Reuters/Ismail Zitouny)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala pemerintahan bersatu Libya yang didukung PBB, Perdana Menteri Fayez Seraj, memaparkan bahwa pihaknya tengah berupaya menyatukan berbagai faksi bersenjata untuk memberantas kelompok militan ISIS di negara Afrika Utara itu.

Seraj menyatakan bahwa Pemerintah Bersatu Nasional, GNA, yang berbasis di ibu kota Tripoli bekerja sama dengan beberapa brigade dari kota barat Misrata dan Ajdabiya timur berada di baris depan pergerakan untuk menggempur ISIS yang bermarkas di kota pesisir Sirte.

Dalam wawancaranya dengan Reuters pada Jumat (43/6), Seraj memaparkan bahwa seluruh kelompok bersenjata dapat bergabung dengan tentara nasional tanpa terkecuali, termasuk komandan di wilayah timur, Khalifa Haftar yang kontroversial, asalkan mengakui otoritas politik pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami yakin bahwa pertempuran dan pemberantasan ISIS akan dilakukan oleh Libya," ucap Seraj.

"Saya kira merangkul mereka yang berasal dari Ajdabiya bergerak menuju Sirte dan dari Misrata ke Sirte merupakan pencapaian yang baik, mengingat kemampuan yang para pejuang," ujarnya.

Pemerintahan Seraj merupakan hasil dari kesepakatan yang dimediasi oleh Barat untuk menghentikan konflik yang mendera Libya sejak 2011, usai aksi pemberontakan yang menggulingkan Muammar Gaddafi.

Negara-negara Barat menilai pemerintahan Seraj merupakan harapan terbaik untuk menyatukan banyaknya faksi politik dan kelompok bersenjata di Libya demi mengatasi ekspansi ISIS di negara ini. Pemerintahan Seraj juga diharapkan mampu menindak aksi penyelundupan manusia di Mediterania.

Angkatan bersenjata yang berbasis di Misrata dan setia kepada GNA pada pekan lalu berhasil mencapai pinggiran Sirte dan memukul mundur ISIS jauh ke dalam kota itu.

Sementara, Garda Fasilitas Minyak, yang mengendalikan sejumlah terminal minyak di Libya timur, merebut kembali dua kota yang terletak 130 km sebelah timur Sirte.

Pasukan Haftar juga mengumumkan rencana untuk bergerak ke Sirte, meskipun masih terlibat dalam pertempuran dengan sejumlah kelompok militan untuk menguasai kota timur Benghazi

Seraj menyatakan terlalu dini untuk berbicara soal jangka waktu pertempuran Sirte. GNA, lanjut Seraj, masih berupaya untuk membangun struktur komando terpadu.

Ia mengakui bahwa brigade Libya mendapatkan banyak manfaat dari intelijen internasional. "Keamanan dan informasi intelijen, mencabut embargo senjata, itulah bantuan internasional yang kami inginkan," ujarnya.

Konflik Libya meningkat pada tahun 2014, ketika aliansi kelompok bersenjata berjuang untuk menguasai Tripoli. Parlemen dan pemerintah yang diakui secara internasional pindah ke timur, dan kelompok saingan menduduki ibu kota.

Kini, meski diakui secara internasional, namun di dalam negeri GNA gagal memenangkan persetujuan resmi dari parlemen Libya di timur. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER