Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 115 tentara dari faksi rival Sudan Selatan tewas dalam bentrokan senjata di ibukota Juba, pada Sabtu (9/7), di tengah kekhawatiran untuk proses perdamaian di negara yang masih belum pulih dari perang selama dua tahun tersebut.
Seperti dilansir
Reuters, adu tembak meletus pada Jumat (8/7) malam di dekat rumah negara di mana Presiden Salva Kiir dan wakil presiden Riek Machar, mantan saingan, bertemu untuk melakukan pembicaraan.
Kedua belah pihak mengatakan mereka tidak tahu apa yang memicu pertempuran terbaru antara faksi-faksi mereka dan menyerukan tenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
William Gatjiath Deng, juru bicara faksi militer Machar, mengatakan pertempuran itu terjadi di dekat rumah petinggi negara dan di barak tentara.
"Di pagi hari kami dikumpulkan dan menghitung 35 orang (mati) dari SPLM-IO (faksi Machar) dan 80 orang lainnya meninggal dari pihak pasukan pemerintah," katanya.
Deng mengatakan jumlah korban tewas bisa meningkat di pihak Machar karena ada beberapa tentara yang terluka serius.
Adapun pihak pemerintah tidak memiliki komentar segera mengenai situasi di Juba.
(gir)