Jakarta, CNN Indonesia -- Surat elektronik mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell bocor ke publik, diduga diretas oleh hacker asal Rusia. Isi dari surel tersebut di antaranya adalah kritikan dan hinaan terhadap kedua calon presiden AS.
Diberitakan AFP, ada 30 ribu surel Powell yang dibocorkan hacker di situs DC Leaks. Powell yang menjabat Menlu AS dari 2001 hingga 2005 kepada Reuters membenarkan itu adalah surel miliknya, namun enggan berkomentar lebih lanjut.
Dalam salah satu surel, Powell yang seorang Republikan, menyebut Trump sebagai "aib nasional" dan "paria internasional" yang rasis karena mempertanyakan apakah Presiden Barack Obama lahir di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia juga ingin melihat apakah akta [kelahiran] menunjukkan dia [Obama] Muslim. Seperti yang saya katakan sebelumnya, 'Memangnya kenapa?' Muslim lahir di Amerika setiap hari," ujar Powell dalam surelnya kepada seseorang.
Sedangkan Clinton, Powell dalam surel tahun 2014 menyebutnya sebagai seseorang yang "serakah" dan memiliki "ambisi yang tidak terkendali."
"Semua yang HRC [Hillary Clinton] sentuh dia akan merusaknya dengan keangkuhan," kata Powell, jelang rencana Clinton maju jadi capres pada 2015.
"Saya tidak akan memilih dia, walau dia adalah kawan yang saya hormati. Pribadi berusia 70 tahun dengan rekam jejak panjang, ambisi yang tidak terkendali, serakah, tidak membuat perubahan," lanjut Powell dalam surelnya.
Kubu Clinton dan Trump belum berkomentar soal bocoran email Powell.
Tersebarnya email Powell itu diduga akibat peretasan hacker asal Rusia. Sebelumnya peretas Rusia juga dituding berada di balik pembobolan berbagai email komite kampanye Demokrat.
(den)