Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Australia berhasil menggagalkan rencana serangan teror pada Hari Natal di Kota Melbourne. Keberhasilan ini diumumkan setelah polisi membekuk tujuh orang dalam serangkaian penangkapan pada Kamis (22/12).
"Sepanjang malam, kami menyelidiki formasi yang kami yakini merupakan rencana teror. Kami meyakini, ada rencana melakukan yang disebut sebagai serangan multi-kode, di Hari Natal," ujar Kepala Kepolisian Victoria, Graham Ashton, sebagaimana dilansir
AFP, Jumat (23/12).
Ashton menjabarkan, tujuh orang yang ditangkap itu berencana menggunakan bahan peledak, pisau, dan pistol untuk melakukan serangan di beberapa lokasi, termasuk stasiun kereta Flinders Street, Federation Square, dan Katedral St. Paul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ashton, ketujuh orang ini sudah ada dalam radar kepolisian sejak beberapa pekan belakangan. Empat dari mereka merupakan keturunan Libanon kelahiran Australia. Satu orang lainnya berkebangsaan Australia yang lahir di Mesir.
"Mereka semua mengalami radikalisasi sendiri, tapi kami meyakini mereka terinspirasi ISIS dan propaganda ISIS. Jika mereka tidak kami awasi, kami yakin akan ada serangan yang signifikan," ucap Ashton.
Australia memang sedang dalam situasi siaga setelah ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan truk yang menabraki kerumunan pengunjung pasar Natal di Berlin, Jerman, pada awal pekan ini. Serangan itu merenggut 12 nyawa.
Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, pun mengapresiasi keberhasilan kepolisian dalam menggagalkan serangan teror di Hari Natal ini. Menurutnya, ini merupakan upaya menggagalkan teror paling substansial dalam beberapa tahun belakangan.
"Kami menyabut musim Natal, waktu ketika kami berkumpul dalam damai dan kasih, dengan keluarga masing-masing. Teroris ini berencana merusaknya. Mereka sudah ditahan. Mereka bukan lagi ancaman terhadap keamanan Australia," katanya.
(has)