Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah survei menunjukkan warga dari beberapa negara besar di Eropa menginginkan penerapanan regulasi larangan masuk bagi warga dari negara mayoritas Muslim, seperti yang diterapkan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan
Chantham House, 55 persen responden dari 10 negara Eropa ingin menghentikan seluruh imigrasi dari negara-negara mayoritas Muslim.
Sementara itu, 20 persen responden menentang aturan yang dianggap diskriminatif tersebut dan 25 persen lainnya memilih bungkam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei ini dilakukan sebelum Trump menandatangani perintah eksekutif yang berisikan larangan perjalanan bagi warga asal tujuh negara Muslim itu.
Seperti diberitakan
The Independent, Rabu (8/2), jajak pendapat ini dilakukan pada sekitar 10 ribu orang dari 10 negara Eropa seperti Austria, Belgia, Hungaria, Italia, Inggris, Jerman, Perancis, Polandia, Spanyol, dan Yunani.
Warga Polandia menjadi yang paling banyak mendukung larangan ini dengan suara hingga 71 persen, sementara hanya 9 persen responden yang menolak gagasan kebijakan ini.
Austria menjadi negara kedua dalam survei yang paling banyak menyokong aturan ini untuk diberlakukan di Eropa. Setidaknya 65 persen warga mendukung gagasan ini, sementara 18 persen lainnya tidak setuju dengan aturan ini.
Lebih dari 50 persen responden warga Belgia, Perancis, dan Jerman juga mendukung gagasan kebijakan ini dengan masing-masing suara mencapai 64 persen, 61 persen, dan 53 persen.
Sementara itu, responden dari Inggris dan Spanyol paling sedikit mendukung aturan tersebut jika dibandingkan dengan kesepuluh negara yang disurvei.
Hanya 47 persen responden Inggris mendukung aturan itu, dan 23 persen responden yang menolak. Sementara hanya 41 persen responden Spanyol yang mendukung larangan imigrasi warga Muslim ini, dan 32 persen lainnya menolak.
Dari jajak pendapat tersebut, Chantham House juga mendapati bahwa para penentang aturan imigrasi ini rata-rata merupakan warga yang berusia lebih tua, sementara mereka yang di bawah usia 30 tahun tidak terlalu menentang gagasan kebijakan ini.
Perbedaan pendapat kontras juga terlihat antara responden berdasarkan kualifikasi pendidikan. Sekitar 59 persen responden berpendidikan menengah menolak aturan imigrasi ini. Sementara kurang dari setengah pemilih berpendidikan sarjana mendukung larangan imigrasi tersebut.
Survei yang tak jauh berbeda juga pernah dilakukan oleh
Pew Research Center pada 2010 silam. Saat itu, lembaga think tank berbasis di Washington DC ini melakukan jajak pendapat mengenai pandangan warga di 10 negara Eropa mengenai kaum Muslim.
Hasil jajak pendapat menunjukan lebih dari setengah responden di lima negara Eropa memiliki pandangan yang tidak ramah atas kaum Muslim di negara mereka.
Warga Hungaria menjadi yang paling banyak memiliki pandangan tidak menguntungkan terhadap kaum Muslim dengan suara 72 persen, diikuti dengan Italia sebanyak 69 responden, 66 persen responden asal Polandia, Yunani dengan 65 persen, dan 50 persen responden di Spanyol.
Hanya 28 persen responden asal Inggris yang memiliki pandangan negatif tentang kaum Muslim di negaranya. Sementara hanya 29 persen warga Jerman dan Perancis yang memiliki pandangan negatif tentang kaum Muslim di sana.
(has)