Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan komitmen pemerintahnya untuk terus mendukung Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) serta aliansi keamanan lainnya, dengan tetap menekankan para sekutunya agar memberikan kontribusi finansial sesuai dengan ketentuan.
"Kebijakan luar negeri AS adalah mendorong keterlibatan langsung, kuat, dan bermakna bagi dunia berdasarkan kepentingan keamanan vital bersama antara AS dan negara sekutu di seluruh penjuru dunia," ungkap Trump dalam pidato perdananya di Kongres sejak resmi dilantik pada 20 Januari lalu
"Kami berharap mitra kami baik itu NATO, sekutu kami di Timur Tengah dan Pasifik untuk mengambil peran lebih besar dan bermakna dalam kedua operasi strategis militer. Kami juga tetap meminta mereka memenuhi dan membayarkan kewajiban keuangan mereka terhadap aliansi ini. Saya senang mereka mulai melakukan hal ini," katanya menambahkan seperti dikutip
Reuters, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini dilontarkan taipan
real estate itu sebagai upaya meyakinkan negara mitra AS, tak hanya di Eropa, tapi juga di kawasan lainnya seperti Timur Tengah dan Asia Pasifik, yang selama ini gelisah akan masa depan hubungan mereka dengan AS di tangan pemerintahan Trump.
Sebab, semasa kampanye, politikus Partai Republik itu kerap mengkritik dan menilai negara-negara sekutu, termasuk NATO, telah banyak merugikan Amerika.
Trump bahkan sempat mengancam akan mengabaikan organisasi pertahanan berusia puluhan tahun itu ketika dirinya terpilih sebagai presiden. Trump menilai bahwa Washington akan membela anggota NATO lainnya, hanya jika mereka telah "memenuhi kewajiban mereka kepada kami."
Tak lama usai memenangi pemilu Novemer lalu, Trump bahkan menyebut NATO sudah ketinggalan zaman lantaran tidak bisa melindungi anggotanya yang belakangan diterpa dengan aksi terorisme seperti Jerman dan Perancis.
Komitmen Trump ini juga ditunjukannya dengan mengirimkan sejumlah anggota kabinet senior Trump seperti Menteri Pertahanan James Mattis dan Wakil Presiden Mike Pence ke beberapa negara di Eropa dan Asia Pasifik seperti Brussels, Jerman, Jepang, dan Korea Selatan.
(aal)