Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia dan China memveto resolusi PBB soal sanksi penggunaan senjata kimia oleh Suriah. Perbedaan pendapat ini pertama kalinya terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menjabat.
Veto kedua negara tersebut dilontarkan sementara pembicaraan damai Jenewa tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyelesaikan konflik enam tahun di Suriah.
Ini adalah keenam kalinya Rusia, sekutu terbesar Suriah, menggunakan hak veto untuk melindungi rezim Damaskus. China pun telah mendukung Moskow dengan menggunakan haknya sebanyak enam kali dalam permasalahan yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan, sebelum pemungutan suara berlangsung, bahwa menjatuhkan sanksi ke Suriah "sepenuhnya tidak pantas" sementara perundingan damai di Jenewa masih berjalan.
Perwakilan AS, Nikki Haley, membalas: "resolusi ini sangat pantas."
"Sedih sekali hari ini, di Dewan Keamanan, karena anggotanya mulai membuat-buat alasan agar negara lain bisa membunuh warganya sendiri."
"Dunia ini jelas makin bahaya," ujarnya di hadapan dewan, setelah langkah itu ditolak.
Resolusi ini disusun oleh Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. Sembilan negara mendukungnya, sementara tiga negara--Bolivia, China dan Rusia--menentang.
Sementara itu, Mesir, Ethiopia dan Kazakhstan menyatakan abstain.
(aal)