Kapolri Sebut Perpecahan Rusia-AS Perkuat ISIS di Suriah

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2017 14:53 WIB
Kapolri Tito Karnavian menyebut dibutuhkan kerjasama komunitas internasional, terutama AS dan Rusia untuk bersama-sama memerangi ISIS.
Kapolri menyebut perpecahan AS dan Rusia menjadi penyebab kuatnya ISIS di Suriah. (CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menganggap, kuatnya aktivitas ISIS disebabkan minimnya kerja sama komunitas internasional dalam memerangi kelompok teroris itu, khususnya negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia.

“Dinamika ISIS di Suriah itu sudah jadi masalah bersama internasional. Memberantas ISIS jauh lebih kompleks dari memberantas al-Qaidah dulu,” tutur Tito di Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Kamis (6/4).

“Soal al-Qaidah, negara besar seperti AS dan Rusia sama-sama melihat kelompok itu sebagai musuh. Ini membuat operasi menaklukan al-Qaidah jauh lebih mudah. Berbeda dengan ISIS yang terpusat di Suriah, di sini AS-Rusia memiliki pandangan yang berbeda mengenai konflik politik di negara itu,” kata Tito menambahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito menilai, kerja sama komunitas internasional melawan al-Qaidah dulu sangat kuat. Dia menjelaskan, saat itu, seluruh pihak dan negara terkait datang ke Afghanistan untuk bergabung dengan jaringan global baru memberantas al-Qaidah.


Karena itu, Tito berharap, langkah yang sama diambil seluruh negara dalam memberantas aktivitas ISIS. Sebab, menurutnya, terpecahnya komunitas internasional seperti AS-Rusia ini justru memberikan keuntungan bagi kelompok teroris.

“ISIS saja merekrut berbagai anggotanya dari berbagai negara dan mereka bisa kerja sama. Sekarang pemerintah dan negara-negara juga jangan mau kalah. Kenapa kita tidak memperkuat kerja sama untuk melawan mereka sama seperti saat dulu melawan al-Qaidah?” ucap mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin, turut menyampaikan keinginan negaranya untuk membangun hubungan dan kerja sama yang lebih erat lagi dengan negara lain, khususnya Indonesia perihal isu terorisme.

Bagi Rusia, Jakarta dan Moskow memiliki tantangan serupa mengenai radikalisme dan ekstremisme. Karenanya, kerja sama dalam hal keamanan dan pemberantasan terorisme merupakan salah satu fokus bagi bilateral kedua negara.


Selain itu, Galuzin juga sependapat bahwa pemberantasan terorisme hanya akan sukses jika dilakukan bersama-sama oleh komunitas internasional.

"Sayangnya sejumlah pihak seperti Amerika masih enggan untuk bekerja sama dengan kami, merujuk pada masih saja ada sanksi AS yang diterapkan pada Rusia terkait krisis Ukraina beberapa tahun lalu," kata Galuzin.

"Kami harap ini bukan kata terakhir dari Washington. Sebab, minggu depan Menlu AS dan Menlu Rusia dijadwalkan bertemu sebagai upaya menormalisasi hubungan kedua negara," tuturnya menambahkan.

Penghargaan Internasional Pertama

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER