China Dituduh Tembaki Kapal Nelayan Filipina di LCS

CNN Indonesia
Jumat, 21 Apr 2017 12:56 WIB
Sekelompok nelayan Filipina menuding coast guard China menembaki kapal mereka ketika sedang melaut di perairan sengketa di Laut China Selatan.
Ilustrasi Spratly. (U.S. Navy/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok nelayan Filipina menuding coast guard China menembaki kapal mereka ketika sedang melaut di perairan sengketa di Laut China Selatan.

Seorang pejabat Filipina mengatakan, insiden itu terjadi pada 27 Maret, ketika kapal nelayan Princess Johann sedang melaut di Kepulauan Spratly.

"[Kapal itu] dilaporkan ditembaki sekitar tujuh kali oleh kapal cepat China yang membawa coast guard China," demikian bunyi pernyataan Coast Guard Filipina, sebagaimana dikutip AFP, Jumat (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat penembakan terjadi, para nelayan Filipina itu sudah menancapkan jangkar kapalnya di daerah Union Banks tersebut. Mereka akhirnya memotong jalur jangkar tersebut dan kabur.

Selama ini, China memang kerap dilaporkan mengusir nelayan Filipina yang berlayar ke dekat pulau buatan mereka di Spratly.

Namun menurut juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla, Union Banks terletak di dalam zona ekonomi eksklusif negaranya.

Hingga kini, perwakilan Kedutaan Besar China di Filipina belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.

Jika terbukti, insiden ini akan menjadi ketegangan pertama antara kedua negara sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada pertengahan tahun lalu.

Sejak menjadi presiden, Duterte memang selalu menunjukkan sikap lunak kepada China, berbeda dengan pendahulunya, Benigno Aquino.

Aquino mengajukan tuntutan untuk mempertanyakan klaim China atas 90 persen wilayah di Laut China Selatan. Daerah yang terletak di salah satu jalur perdagangan tersibuk itu juga diklaim oleh Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Brunei.

Hasil keputusan PCA yang menyatakan bahwa klaim China itu tidak sah akhirnya diumumkan sesaat setelah Duterte dilantik. Namun, Duterte malah membuka jalur komunikasi bilateral dengan China untuk membahas sengketa ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER