Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengaku bertanggungjawab atas pembunuhan dua polisi di Dagestan, wilayah yang tengah bergejolak di Rusia.
Melansir
AFP, kelompok pemantauan SITE mengutip sebuah laporan berbahasa Arab mengenai agen propaganda milik ISIS,
Amaq, yang menyebut bahwa tiga pejuang mereka telah membunuh dua polisi Rusia di dekat Kota Dagestasi, Kizilyurt pada Minggu (1/10) lalu.
Komite Anti Teror Nasional Rusia mengungkapkan, selama sebuah ‘operasi anti-teror’ di Dagestan, polisi telah menetralisir ‘dua bandit’ yang terlibat dalam pembunuhan polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua militan itu memiliki senapan berburu, pisau dan sepucut pistol yang sebelumnya dimiliki oleh salah satu polisi yang dibunuh mereka, ungkap pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Laporan itu datang setelah penyidik lokal mengatakan bahwa seorang penyerang tak dikenal telah menusuk seorang perwira polisi di leher di sebuah desa di Dagestani pada serangan malam yang terjadi pekan lalu. Para penyidik menyebut, polisi itu tak bisa selamat akibat luka-lukanya yang parah.
Pemberontak Islam dari Dagestan, yang terletak persis di sebelah timur Chechnya, diketahui telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Pada 2015, kelompok Islam itu menyatakan telah membentuk ‘waralaba’ di Kaukasus Utara.
Mereka juga telah mengklaim sejumlah serangan terhadap polisi di Dagestan dalam beberapa tahun terakhir yang melibatkan senjata dan bahan peledak, sementara pasukan keamanan setempat memerangi pemberontakan Islam yang memanas.