Putra Mahkota Saudi Sebut Khamenei sebagai 'Hitler Baru'

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 16 Mar 2018 13:34 WIB
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, menyebut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, sebagai "Hitler baru" yang berupaya menebar pengaruh di kawasan.
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, menyebut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, sebagai
Jakarta, CNN Indonesia -- Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyebut pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai "Hitler baru di Timur Tengah" yang berupaya menebar pengaruh di kawasan.

Mohammed menganggap Khamenei ingin menciptakan proyeksi sendiri di Timur Tengah dengan metode sangat mirip dengan yang dikembangkan Hitler di Eropa saat Perang Dunia II. Ia menganggap perluasan ekspansi Iran tersebut perlu dibendung.

"Kami belajar dari Eropa bahwa berdiam saja tidak akan berhasil. Kami tidak ingin Hitler baru di Iran mengulang tragedi yang pernah terjadi di Eropa di Timur Tengah," ucap Mohammed kepada New York Times seperti dikutip Reuters, Kamis (15/3).
Dalam kesempatan itu, Mohammed bahkan tak segan mengatakan bahwa Saudi akan mengembangkan nuklir jika Iran berkeras terus membangun senjata pemusnah massal tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan tersebut menambah pelik perselisihan antara kedua negara yang selama ini sama-sama bersaing memperebutkan pengaruh di Timur Tengah. 

Iran melalui kementerian luar negerinya mengecam pernyataan pangeran Saudi tersebut. Teheran menganggap Mohammed "berpikiran sempit" karena dengan mudahnya menyamakan pemimpin mereka dengan Hitler.
"Kata-kata yang tidak berharga dan tidak berguna karena berasal dari pikiran sederhana serta penuh ilusi yang hanya berbicara tentang kepedihan dan kebohongan," kata juru bicara Kemlu Iran, Bahram Ghasemi.

Mohammed melontarkan pernyataan kontroversial ini menjelang lawatannya ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump.

Di bawah Trump, AS berencana membatalkan perjanjian nuklir dengan Iran karena negara itu dilaporkan tetap mengembangkan program senjata meski kesepakatan sudah tercapai. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER