Hutan hujan merupakan salah satu penyerap emisi karbon terbesar di dunia. Karena itu, hutan hujan kerap disebut sebagai paru-paru dunia.
Menurut Persatuan Konservasi Alam Internasional (IUCN), hutan merupakan sumber sekaligus penyelamat masalah emisi karbon dunia. Sebanyak 25 persen emisi global berasal dari sektor darat dan deforestasi merupakan penyumbang emisi tersebut.
Lihat Juga : |
Namun, hutan dapat menjadi solusi ulung dalam menangani masalah iklim. Hutan mampu menyerap 2,6 miliar ton karbondioksida. Jumlah ini merupakan sepertiga dari jumlah karbon yang dilepaskan akibat pembakaran bahan bakar fosil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, menjaga hutan merupakan salah satu solusi penting untuk mengatasi perubahan iklim. Berikut beberapa negara dunia yang memiliki hutan hujan terluas:
Brasil merupakan negara dengan hutan hujan yang besar di dunia. Brasil bertanggung jawab melindungi hutan hujan terbesar di dunia, yakni Hutan Amazon, menurut Greenpeace.
Menurut Britannica, 40 persen Hutan Amazon berada di Brasil.
Selama 40 tahun terakhir, hutan Amazon di Brasil telah kehilangan lebih dari 18 persen wilayahnya. Beberapa alasan hilangnya wilayah hutan ini ialah karena penebangan liar, peternakan kedelai, dan peternakan sapi.
Walaupun beberapa wilayah hutan ini telah dilindungi, wilayah hutan lain yang tak terlindungi masih berada di bawah ancaman. Padahal, hutan ini menjadi tempat hidup berbagai hewan, tumbuhan, dan masyarakat adat di negara itu.
Sebelumnya, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, digugat atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) terkait dugaan perannya dalam kehancuran Hutan Amazon.
Lihat Juga : |
AFP melaporkan bahwa gugatan tersebut menuduh pemimpin Brasil melancarkan kampanye luas yang mengakibatkan pembunuhan para pembela lingkungan.
Mereka juga mengklaim Bolsonaro bertanggung jawab atas kehilangan 4.000 kilometer persegi (400.000 hektare) hutan hujan setiap tahun. Bolsonaro juga dikatakan telah membuat laju deforestasi bulanan meningkat hingga 88 persen sejak menjabat pada 1 Januari 2019.