Jakarta, CNN Indonesia --
Nama Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed (MbZ) barangkali tak asing di telinga warga Indonesia, setidaknya bagi mereka yang melintasi tol, yang dulu bernama, Jakarta-Cikampek II.
Kini, tol itu menggunakan nama MbZ. Jalan tol tersebut sempat ditutup pada Rabu (27/4) lantaran sudah terlalu penuh menampung kendaraan yang ingin mudik Lebaran.
Penamaan tol itu disebut sebagai bentuk penghormatan dari pemerintah Indonesia ke UEA, karena mereka telah menyematkan nama Presiden RI, Joko Widodo, sebagai salah satu nama jalan di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama MbZ semakin familiar usai Jokowi, menunjuk dia sebagai Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru.
Januari lalu, DPR mengesahkan UU Ibu Kota Nusantara untuk melancarkan pemindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Kemudian 2024 nanti, pemerintah akan mulai menempati kota tersebut.
Penamaan tol dan pemberian jabatan itu merupakan imbas relasi bilateral yang baik antara Indonesia dan UEA sekaligus kepercayaan Jokowi atas gebrakan dia di Abu Dhabi. Siapa sebetulnya Mohamed bin Zayed ini?
MbZ menjadi Putra Mahkota UEA pada 2004 usai sang ayah, Sheikh Zayed, meninggal. Di tahun ini pula, ia diangkat sebagai ketua Dewan Eksekutif Abu Dhabi, yang mengelola urusan sehari-hari Kerajaan, demikian dikutip Britannica.
Setelah tahun-tahun itu, ia menjadi salah satu tokoh UEA yang menonjol dalam mendiversifikasi ekonomi negara dan mengembangkan institusi pendidikan, termasuk militer. UEA menjadi pusat penting perdagangan senjata global yang menggelar pameran pertahanan terbesar di dunia.
Peran MbZ di bidang militer, baca di halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
Peran MbZ di militer terlihat sejak tahun 1990-an. Saat Timur Tengah tengah terguncang usai agresi Irak ke Kuwait pada 1991, MbZ memborong persenjataan dari Amerika Serikat untuk jaga-jaga mereka bernasib sama seperti negara tetangga.
Beberapa pihak khawatir akan tindakan MbZ karena dinilai bisa menghancurkan stabilitas wilayah. Namun, AS, sebagai produsen senjata nomor wahid di dunia, melihat pembelinya sebagai mitra yang menjanjikan.
AS juga menjadikan MbZ sebagai rekan terpercaya mereka dan kontak utama untuk koordinasi keamanan.
Sekitar dua dekade kemudian yakni pada 2014, MbZ mengambil alih tugas emir, termasuk sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata UEA usai saang kakak, Khalifa dilaporkan mengalami stroke.
Di tangan dia, militer UEA berkembang pesat. Banyak pengamat militer yang memuji karena peran MbZ dalam menangani urusan regional.
Di sektor internasional ia tak hanya berdiam diri. Pasukan UEA bergabung dengan Arab Saudi mengerahkan pasukan ke Bahrain untuk meredam protes di negara itu pada 2011.
Tiga tahun setelah itu, ia ambil bagian dalam kampanye udara AS melawan ISIS di Irak dan Levant.
Selain itu, UEA pernah melakukan serangan udara terbatas di Libya dan membantu Khalifah Haftar dalam pemberontakan melawan pemerintah negara tersebut.
Lalu pada 2015, Kerajaan terlibat dalam komitmen militer terbesar yakni bergabung dengan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman melawan pemberontak Houthi.
Namun pada 2019, mereka terlibat perselisihan dengan Arab Saudi usai menarik pasukan secara sepihak dari Yaman, dan malah disebut membantu separatis Saudi di Aden.
MbZ adalah kekuatan baru dalam mendorong banyak hubungan bilateral UEA dengan negara lain.
Ia menjadi tokoh sentral untuk memediasi kesepakatan nuklir AS-Iran, dan membuka Perjanjian Damai Abraham UEA-Israel. Langkah yang dikecam warga Palestina. Perjanjian itu merupakan langkah normalisasi Tel Aviv dengan sejumlah negara Teluk.
Masa Muda MbZ
MbZ lahir pada 11 Maret 1961. Ia merupakan anak dari Sheikh Zayed bin Sultan Al-Nahyan, yang mendapat julukan Bapak Bangsa dan presiden pertama UEA.
Semasa kecil, MbZ menghabiskan masa pendidikan di Al-Ain dan Abu Dhabi hingga berusia 18 tahun. Setelahnya, ia terbang ke Inggris untuk melanjutkan sekolah di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst pada 1979.
Di Akmil tersebut, MbZ banyak berlatih menggunakan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) seperti armour, menerbangkan helikopter, terjun payung dan beragam aktivitas militer lain.
Usai menamatkan pendidikan, ia kembali ke UEA dan bergabung dengan kursus pelatihan perwira di Sharjah. Hari-hari selanjutnya MbZ punya peran penting dalam membangun Abu Dhabi.