Jakarta, CNN Indonesia -- Tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat ingin menghapus stigma Ahok, sapaan Basuki, sebagai penista agama.
Juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, berkata upaya itu dilakukan karena stigma penista agama memicu beralihnya suara dukungan ke pasangan calon lain.
Ace menyebut salah satu cara menghapus stigma penistaan agama dengan menghadirkan saksi-saksi meringankan pada persidangan kasus penistaan agama yang melibatkan petahana. Status Ahok saat ini adalah terdakwa kasus penistaan agama.
"Kami berharap dengan kehadiran para saksi akan membuat bahwa Pak Ahok tidak menista agama," kata Ace kepada wartawan saat dihubungi, Senin (20/3).
Selain melalui keterangan saksi, tim pemenangan pasangan cagub dan cawagub petahana juga menggencarkan kampanye 'memilih pemimpin pemerintahan' pada Pilkada DKI putaran kedua.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu menuturkan, tim kampanye Ahok-Djarot berusaha mendidik warga ibu kota agar memahami bahwa Pilkada adalah ajang memilih kepala pemerintahan, bukan pemimpin agama.
"Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa memilih Gubernur DKI Jakarta itu bukan untuk memilih pemimpin agama, tapi pemimpin pemerintahan yang juga pelayan masyarakat. Pilkada yang baik kan mengedepankan kinerja dan program," ujarnya.
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebelumnya pernah menyindir para pemilih Jakarta yang memberi label kafir terhadap pendukung Ahok-Djarot. Megawati menilai, sikap itu berarti merendahkan agamanya sendiri.
"Ada ibu-ibu yang bilang 'kenapa milih kafir?' Menurut saya, itu merendahkan agamanya sendiri apapun agamanya. Aneh saya, padahal saya bukan ahli Al Quran. Kalau saya ngomong ayat-ayat nanti kena lagi saya penistaan agama seperti Pak Ahok. Sudah itu urusan kiai, saya urusan politik dan pemerintahan saja," kata Megawati di Rumah Lembang, Rabu (15/3).
Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengingatkan warga Jakarta untuk tidak ragu memilih Ahok-Djarot di pilkada putaran kedua. Warga dapat tetap memilih Ahok walau tak memiliki keyakinan yang sama dengan Ahok.
Megawati mengatakan, pilkada bukan sarana untuk memilih pemimpin agama.