Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat menyatakan bisa meraih kemenangan dengan jumlah suara 90 persen di 2000 tempat pemungutan suara (TPS). Djarot berkata kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pemetaan dan pendataan yang dilakukan atas TPS-TPS di ibu kota.
"Kami sudah memetakan betul. Dari data kami itu ada lebih dari 2.000 TPS yang suaranya bisa di atas 90 persen," kata Djarot di Jakarta Selatan, Jumat (24/3).
Hal itu menurut Djarot bukan hal yang aneh. Sebab, kata dia, hal serupa juga pernah terjadi pada Pilkada 2012. Djarot berkata, saat itu pasangan Jokowi-Ahok berhasil meraih 90 persen suara di sejumlah TPS.
Djarot menyebut pasangan calon bisa meraih 90 persen suara di satu atau lebih TPS karena memiliki barisan pendukung yang loyal.
Pernyataan Djarot itu sekaligus merespons pernyataan Anies Baswedan yang mempersoalkan kemenangan Ahok-Djarot yang meraih 90 persen suara di 480 TPS pada putaran pertama. Terbaru, Anies bahkan menyebut ada 524 TPS di putaran pertama yang perolehan suaranya di atas 90 persen.
Namun, berbeda dengan Djarot, Anies melihat fenomena tersebut aneh. Karena itu, dia meminta timnya menyelidiki fenomena tersebut.
Anies berkata, dari data yang dihimpun tim pemenangannya, 524 TPS itu tersebar di lima kota administrasi di DKI Jakarta. Namun mayoritas berada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Kedua wilayah itu berdasarkan rekapitulasi KPU DKI merupakan wilayah yang dikuasai pasangan Ahok-Djarot.
Di Jakarta Barat pasangan nomor urut dua itu meraih 48,6 persen suara, diikuti Anies-Sandi 35,3 persen suara dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 16,1 persen suara.
Di Jakarta Utara Ahok-Djarot mendapat 48,4 persen suara, Anies-Sandi meraih 35,1 persen suara dan Agus-Sylvi mendapat 16,5 persen suara.
Anies enggan menuding kecurangan, namun ia mengatakan akan berusaha mencari tahu mengapa hal itu bisa terjadi.