Jakarta, CNN Indonesia -- Penyelidikan atas insiden penembakan di kediaman politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais masih terus dilakukan. Kepolisian Republik Indonesia menerjunkan Unit Intelijen Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk menyelidiki peredaraan senjata api rakitan terkait insiden tersebut.
"Ada satuan intelijen yang bergerak ke lapangan mengungkap kejahatan dalam kaitan dengan senjata api," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divis Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar kepada CNN Indonesia, Ahad (16/11).
Menurut Boy, keterlibatan Densus Antiteror bukan hanya menyelidiki keterkaitan dengan aksi teror di rumah bekas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu, namun juga untuk menelusuri penggunaan senjata api dan pembuatan senjata api rakitan di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan senjata api rakitan yang digunakan oleh pelaku teror di rumah Amien Rais menjadi perhatian serius bagi kepolisian. "Karena penggunaan senjata api kan menciptakan teror di masyarakat. Hal itu menjadi perhatian kami," ujar Boy.
Polisi hingga kini masih menyelidiki pelaku yang meneror rumah Amien. Sejumlah barang bukti dan saksi telah diperiksa. "Penyelidikan masih berlanjut. Belum bisa kami sampaikan seluruhnya," kata Boy.
Mobil Toyota Harrier berwarna hitam dengan nomor polisi AB 264 AR milik Amien Rais ditembak orang tak dikenal, Kamis lalu (6/11) sekitar pukul 02.00 dini hari. Pelaku diduga berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor.
Polisi menemukan satu buah selongsong peluru yang telah hancur menembus sisi kanan mobil bagian belakang. Selongsong peluru diduga berasal dari senjata api rakitan dengan kaliber 5,56 mm. Selain selongsong, polisi juga telah melihat rekaman pada kamera CCTV.
Saat kejadian, mobil tersebut diparkir di teras rumah di kawasan Pandeansari Condong Catur, Yogyakarta. Amien Rais juga tengah terlelap saat kejadian. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Suhardi Alius sebelumnya mengatakan, dari hasil investigasi awal diketahui bahwa penembakkan dilakukan dalam jarak 10 meter.