Jakarta, CNN Indonesia -- Bentrokan antara anggota Batalyon Infanteri-134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepulauan Riau di Batam, Rabu (19/11), sesungguhnya merupakan perulangan dari peristiwa serupa yang telah beberapa kali terjadi.
Dalam kurun waktu setahun terakhir, telah terjadi delapan kali bentrokan antara personel TNI dengan Polri. Kejadian terakhir di Batam bahkan merupakan peristiwa susulan dari bentrokan yang terjadi September lalu di wilayah yang sama.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat, banyak kasus bentrokan yang tidak ditindaklanjuti atau diproses secara hukum. Proses hanya sampai pada tahap klarifikasi atau upaya damai antara kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut kasus-kasus bentrokan tentara dan polisi berdasarkan data KontraS:
1. Empat anggota TNI dari Kostrad bentrok dengan enam personel Polri dari Brimob di sebuah tempat karaoke di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat, pada 18 Oktober 2013.
2. Puluhan anggota TNI dari Yonif 305 Telukjambe bentrok dengan anggota Polres Karawang dan Brimob Polda Jawa Barat di Karawang, Jawa Barat, pada 19 November 2013.
3. Bentrokan dan penganiayaan lima orang anggota polisi oleh anggota TNI di Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 9 Desember 2013.
4. Bentrokan antara anggota TNI dan polisi di sebuah lokalisasi di Palu, Sulawesi Tengah, pada 13 Desember 2013.
5. Penyerangan Markas Brimob Polda Metro Jaya di Kwitang, Senen, Jakarta, oleh anggota TNI pada 28 Desember 2013.
6. Bentrokan antara anggota polisi dan anggota TNI di lokasi perjudian dadu di awasan pemakaman Jepang, Pasar 1, Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 4 Februari 2014.
7. Bentrokan dan perusakan tiga unit mobil patroli polisi dan sebuah bangunan milik warga oleh anggota TNI di Batam, Kepulauan Riau, pada 21 September 2014.
8. Bentrokan antara anggota Batalyon Infanteri-134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepulauan Riau di Batam pada 19 November 2014 yang menyebabkan satu anggota TNI tewas.
Koordinator KontraS Haris Azhar menyatakan berbagai aksi tersebut menunjukkan bahwa ada persoalan mendasar antara TNI dan Polri yang perlu diselidiki, diperhatikan, dan dicarikan solusi permanen.
Haris juga menyoroti kegagalan Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Sutarman dalam mendisiplinkan anggotanya. Akibatnya, selalu saja ada pembangkangan di jajaran prajurit tingkat bawah.
TNI dan Polri saat ini tengah membentuk tim investigasi gabungan untuk menyelidiki bentrok Batam. Mereka masih mengumpulkan data soal bentrokan, juga mempersiapkan surat perintah dan anggaran untuk membentuk tim tersebut.