Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia Police Watch mempertanyakan ihwal pengadaan seragam loreng yang akan kembali digunakan oleh Korps Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia (Brimob). Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, kepolisian perlu terbuka ihwal pengadaan seragam loreng yang akan dipakaikan kembali ke korps elit kepolisian itu.
“Kepolisian perlu menjelaskan kepada publik ihwal pengadaaan seragam itu,” kata Neta saat dihubungi CNN Indonesia, Ahad (23/11) malam.
Menurut Neta penggantian seragam bagi Brimob seharusnya dilakukan secara terbuka. Mulai dari kajian hingga eksekusi pengadaannya. Sebab, katanya, “Jumlahnya pasti fantastis lantaran mneyangkut puluhan ribu stel seragam,” katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNN Indonesia, seragam loreng brimob akan dipakaikan kepada sekitar 30 ribuan personel Brimob yang tersebar di seluruh Indonesia. itu artinya, nilai proyek pengadaan bakal berkisar pada angka miliaran rupiah.
Selain soal pengadaan, masih banyak lagi masalah sosial yang bakal timbul karenanya,ketua Presidium IPW, Neta S Pane |
“Selain soal pengadaan, masih banyak lagi masalah sosial yang bakal timbul karenanya,” kata Neta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan surat Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutarman tertanggal 30 September 2014, anggota Korps Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia akan kembali menggunakan seragam loreng sebagai pakaian dinas lapangan. Penggunaan kembali seragam loreng tersebut diberlakukan mulai Jumat 14 November lalu, bertepatan dengan hari jadi korps Brimob ke 69.
Sutarman menjelaskan, penggunaan kembali pakaian loreng dilakukan sebagai bentuk rasa hormat terhadap para Anggota Brimob terdahulu. Seragam loreng tersebut sempat digantikan oleh seragam berwarna hitam. "Pemakaian baju loreng juga ditujukan untuk meningkatkan kebanggaan Brimob," ujar Sutarman.