Jakarta, CNN Indonesia -- Wasekjen Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah tak menganggap serius rencana Partai Persatuan Pembangunan untuk keluar dari Koalisi Merah Putih. Wacana hengkangnya PPP dari KMP menguat dalam Musyawarah Kerja Nasional partai itu yang digelar hari ini, Kamis (11/12).
“Itu isu murahan. Itu saya dengar sejak lima bulan lalu, tapi apakah terbukti? KMP masih ada dan solid,” kata Fahri kepada CNN Indonesia.
Wakil Ketua DPR itu malah heran kenapa Koalisi Indonesia Hebat tidak diributkan. Padahal, menurut Fahri, tak sedikit persoalan yang ada di tubuh KIH.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PPP saat ini terbelah. Kepengurusan hasil Muktamar Surabaya diketuai oleh Romahurmuziy, sedangkan kepengurusan hasil Muktamar Jakarta diketuai oleh Djan Faridz. Kubu Romy menyatakan bergabung ke dalam KIH, sedangkan kubu Djan masih membahas arah koalisi mereka.
PPP kubu Djan menyatakan ketidakpuasannya terhadap KMP. Selama bergabung dengan KMP, PPP merasa tak dapat apa-apa, termasuk jabatan strategis di parlemen yang mereka incar. (Baca
Dimyati: PPP Gabung ke KMP Belum Ada Manfaatnya)
PPP justru disalip oleh Demokrat. Demokrat yang bukan anggota KMP malah mendapat kursi wakil ketua DPR, wakil ketua MPR, sampai pimpinan komisi. Oleh sebab itu kini ada keinginan kuat dari internal partai untuk pergi dari KMP. (Baca:
PPP Cemburu kepada Demokrat)
Ada tiga opsi arah koalisi yang digodok PPP dalam Mukernas perdana mereka: tetap di KMP, menyeberang ke KIH, atau tak bergabung dengan keduanya alias menjadi nonblok seperti Demokrat.