Jakarta, CNN Indonesia -- Isyarat Partai Persatuan Pembangunan meninggalkan Koalisi Merah Putih makin kuat. Arah koalisi PPP akan dibahas dalam Musyawarah Kerja Nasional partai itu yang digelar 10-12 Desember. Keputusan ada di tangan 31 Dewan Pimpinan Wilayah PPP.
“Kalau banyak manfaat di KMP, kami terus gabung. Kalau enggak menguntungkan, kami bisa kabur,” kata Wakil Ketua DPW PPP Jambi Syuhaimi Ali Hamzah di lokasi Mukernas, Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (11/12).
Ia mengakui PPP kemungkinan akan berpindah haluan ke Koalisi Indonesia Hebat seperti yang dikemukakan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz, dan Sekjen PPP Achmad Dimyati Natakusumah. (Baca
Dimyati: PPP Gabung di KMP Belum Ada Manfaatnya)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Syuhaimi, arah koalisi PPP juga ditentukan faktor sumber dana. “Partai ini sangat membutuhkan dana karena tidak disokong pemerintah. Jadi disokong pelaku (pemangku kepentingan) dan kader partai. Itulah juga yang menentukan,” kata dia.
Faktor lainnya yang menjadi pertimbangan adalah soal Perppu Pilkada. Para pengurus DPW PPP mendapat masukan dari kader-kader mereka di daerah agar tak ketinggalan memantau peta politik soal Perppu tersebut. (Baca:
Koalisi Prabowo di Bawah ‘Kaki’ SBY)
“Saat Munas, Golkar jelas menolak UU Pilkada. Tapi setelah ada Golkar tandingan Agung Laksono yang menerima Perppu Pilkada, Ical bilang akan menerima pilkada langsung. Kalau pergerakan politik arahnya kebanyakan ke sana (mendukung pemerintah), dan PPP jangan sampai ketinggalan,” kata Syuhaimi.
Sebelumnya, Djan Faridz mengisyaratkan PPP akan menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat. “Di mana-mana, partai politik selalu ingin dekat dengan pemerintah,” kata dia.
Total ada tiga opsi soal arah koalisi PPP yang saat ini dibahas dalam Mukernas: tetap di Koalisi Merah Putih, pindah ke Koalisi Indonesia Hebat, atau tak masuk keduanya alias berada di luar dua koalisi itu seperti Demokrat. (Baca:
PPP Cemburu kepada Demokrat)