Jakarta, CNN Indonesia -- Satu di antara 12 WNI yang diamankan Kepolisian Diraja Malaysia ternyata memiliki keluarga di Suriah. Namun sejauh ini belum diketahui alasan 12 orang ini pergi ke negara tersebut.
"Baru diindikasi salah satu di antara mereka suaminya ada di sana," kata Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (16/12). Kepolisian Malaysia sendiri menurut Badrodin mencegah mereka pergi ke Suriah karena ada dugaan keterlibatan dengan terorisme.
Malaysia sendiri menurut Badrodin sudah sepakat dengan Indonesia terkait pencegahan aksi terorisme. Karena itu penyelidikan terhadap 12 WNI tersebut dikembalikan ke Polri untuk langkah hukum lebih lanjut. "Jika diindikasi ada kejahatan maka akan kami tindak," kata Badrodin menegaskan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menduga para WNI tersebut berangkat atas dasar ajakan keluarganya di Suriah. Dugaan ini didasarkan pada turut diamankannya perempuan dan anak-anak dalam kelompok tersebut. Kelompok itu terdiri dari tiga orang laki-laki, empat orang perempuan, dan lima orang anak-anak.
Suriah seperti diketahui saat ini sedang dilanda perang saudara yang melibatkan banyak faksi penentang kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. Selain itu ada juga keterlibatan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
ISIS ditengarai merekrut orang-orang dari berbagai negara untuk mendirikan khalifah di Timur Tengah dan saat ini telah menguasai sejumlah besar wilayah Suriah dan Irak Utara.
Walau demikian, pihak Kepolisian masih enggan menyimpulkan keterlibatan 12 WNI yang diamankan dengan kelompok tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT, menyebutkan bahwa hingga tahun ini sebanyak 300 WNI yang telah bergabung dengan ISIS dan sebagian besar adalah mahasiswa berusia 17 hingga 25 tahun.